Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

PUTUS (Bagian I) # Puisi-Puisi Aris Kapu

 


Menyusuri tapak di hari itu

Kami bergandengan tangan menuju pelataran senja

Hati kami berkecamuk

Mulut kami bisu

Sesekali, langkah kaki menjerit-jerit memohon rindu

Entahlah, kami tetap urung

Setibanya di pelataran senja

Kami duduk berdekatan

Tapi hati kami berjauhan


Sepanjang senja, kami gagap merangkai harapan

Hingga rintihan malam mulai terdengar

Teringat waktu sepelemparan batu sebelumnya

Kami duduk berjauhan di pelataran senja yang sama

Namun, hati kami berdekatan

Mata kami saling menyimpul

Napas kami berpapasan

Sekejap kami berikrar, dalam diam

Merangkai rasa yang terbungkam

Kini, pelataran senja akan ditaburi rasa yang terhunus

Kami kembali berikrar, dalam sunyi

Senja kelam menjadi saksi

Bahwa rasa ini tak lagi serasi

 

 

PUTUS (Bagian II)

Kala itu,

Sepulang mengukir luka di pelataran senja

Kaki kami berjenjang

Menapak arah, yang penuh bilur air mata

Hingga si sebuah persimpangan,

Hati kami kembali memilih:

Atau kita tak pernah bersua

namun rindu masih tetap jumpa

Atau, kita akan tetap bersama


Namun tiada sebaris doa untuk kembali bersua

Masih di persimpangan jalan,

Bisu kami bertatapan

Ada sembilu yang harus kami telan

Membunuh kenangan,

Atau merajam rindu yang takkan terpejam?


Post a Comment for "PUTUS (Bagian I) # Puisi-Puisi Aris Kapu"