Ini Tiga Buku yang Ditulis Ir. Soekarno
P |
residen pertama Republik Indonesia ternyata bukan hanya
dikenal sebagai The Great Speaker
melainkan juga sebagai The Great Writer.
Ia bukan hanya dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan melalui suara-suara
keras dan progresif melawan penjajah melalui jalur politik atau pembicara di
atas panggung. Ia juga ternyata adalah seorang penulis hebat.
Oleh karena keuletan dalam menulis, pantaslah Soekarno
dikenal sebagai sorang penulis hebat. Mengapa dikatakan sebagai penulis hebat? Jawabannya
tentu dilihat dari kualitas tulisannya. Berikut, di bawah ini, akan ditampilkan tiga buku yang
ditulis oleh Soekarno, bapa bangsa republik Indonesia.
Pertama, Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme
Buku dengan judul lengkap: Nasionalisme, Islamisme, Marxisme; Pikiran-Pikiran Soekarno Muda ini
diterbitkan oleh penerbit SEGA ARSY. Buku ini diedit oleh Kholid O. Santosa dan
disunting oleh Mohammad Orsan. Dari judulnya bisa kita baca bahwa wawasan
seorang Soekarno sangat luas sebab ia mampu menulis tiga tema pokok yaitu
Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme dalam satu buku. Ini berarti bahwa isi
buku tersebut mau menjelaskan pikiran-pikiran Soekarno tentang tiga sistim
tersebut.
Menariknya bahwa Soekarno menempatkan tema Nasionalisme
pada bagian pertama judul buku tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Soekarno
muda adalah sorang nasionalis sejati. Rasa cinta dan kasihnya terhadap tanah
air menghantar Soekarno menjadi manusia indonesia yang progresif dalam
perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu, pada bagian pengantar buku ini tertulis
demikian untuk menggambarkan identitas seorang Soekarno yang kharismatik itu:
Soekarno muda, kata sebagian orang, adalah
ilmu, pergerakan, perjuangan. Sedangkan Soekarno tua adalah politik dan kekuasaan. Ilmu,
pergerakan, dan perjuangan telah mengantar Soekarkan Soekarno menjadi orang
besar – proklamator dan presiden pertama. Sementara politik dan kekuasaan telah
mengembalikan Soekarno pada kejautuhan (Hlm. 7)
Penjelasan tersebut menjadi pintu masuk untuk mendalami
dan mengenal perjuangan Soekarno sejak ia masih berumur muda. Pikiran-pikiran
cemerlangnya tentang Nasionalisme, Islamisme dan marxisme akan kita jumpai
setelah mendalami buku ini yang sudah diterbitkan sebanyak lima kali. Tebal buku
ini sebanyak 201 halaman. Cetakan kelima ini diterbitkan pada tahun 2018. Silakan
membaca.
Kedua, Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno
Buku ini merupakan kumpulan pidato Soekarno. Sebanyak 10
isi pidato bung karno tentang Filsafat Pancasila ditempatkan dalam buku ini. Bagian
pertama berisi pidato dari Prof. MR. DRS. Notonagoro dengan judul Pancasila Dasar
Filsafat Negara Republik Indonesia.
Pidato dari profesor tersebut merupakan salah satu pidato
yang disampaikan ketika Universitas Gadjah Mada memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada Ir. Soekarno,
tanggal 19 September 1951.
Selanjutnya, bagian dua samapi sebelas berisi pidato
Soekarno seputar Sejarah Pancasila dan tujuan terbentuknya Pancasila. Pancasila
merupakan harta karun bangsa yang tertanam sejak prahindu di tanah air
Indonesia. Maka dalam buku tersebut kita akan menemukan bagaimana penjelasan
Soekarno tentang asal-usul dari Pancasila.
Soekarno mengakui bahwa dirinya bukanlah pencipta
Pancasila melainkan hanya sebagai penggali dan perumus formal dari Pancasila. Jika
anda ingin mendalaminya silakan pesan pada toko buku terdekat di kota anda.
Buku ini disunting oleh Floriberta Aning, cetakan keempat
Yogyakarta. Penerbit Media Pressindo, 2019 dengan tebal 329 halaman.
Ketiga, Sarinah; Kewajiban Wanita dalam Memperjuangkan Republik Indonesia
Dari judul tersebut menggambarkan Soekarno adalah sosok
yang sangat menghormati, mengagumi dan memuliakan eksistensi perempuan. Garis besar
buku ini tentang eksistensi perempuan Indonesia yang hadir sebagai pejuang kemerdekaan
Indonesia. Olehg karena itu, di mata seorang Seokarno, kaum hawa bukanlah kaum
lemah melainkan progresif. Baik kaum adam maupun kaum perempuan harus bersatu
padu untuk berjuang meraih kemerdekaan Indonesia. Kira-kira demikian isi
ringkas dari buku tersebut.
Walaupun terkesan sudah sangat tua tetapi buku tersebut
masih sangat kontekstual. Oleh karena itu, kaum hawa zaman sekarang mesti
membaca buku tersebut untuk menimbah ilmu perjuangan. Buku ini memiliki jumlah
halaman sebanyak 336. Cetakan kedua, edisi 2003 dan diterbitkan oleh Yayasan
Gema Indonesia dan Pena Persada.