Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Menyambut Raja yang Menderita dan Mati untuk Kita

Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero – PPKKS (Pusat Pelayanan Kerasulan Kitab Suci) Provinsi SVD Ende; SANTAPAN SABDA HARI MINGGU PALEM B: 28 MARET 2021

Menyambut Raja yang Menderita dan Mati  untuk Kita

Oleh P. Simeon Bera Muda, SVD



Di tengah covid 19, baru-baru ini, Presiden Jokowi datang ke Maumere dan dijemput warga dengan sangat meriah.

Umat Allah dalam Kristus. Seorang raja di Israel selalu dijemput di mana-mana dengan sangat meriah. Tetapi raja yang ditunggui kedatangan-Nya dalam Yesaya adalah raja yang menderita, Dia seorang Ebed Yhwh, Abdi Allah yang Yesaya ceritakan. Penderitaan Hamba Allah ini digambarkan juga oleh Pemazmur sebagai hancur seluruh badannya, tangan dan kaki-Nya ditusuk, pakaian-Nya pun dibagi-bagi.

Seperti Matius dan Lukas, Markus juga berceritera tentang Yesus sebelum penderitaan dan kematian-Nya, makan perjamuan Paskah yang biasanya seekor domba. Paskah memperingati orang Israel yang menyebut diri Ibrani karena menjadi budak di tanah orang, seharusnya mati tetapi domba mati supaya mereka hidup. Maka Yesus menyerahkan roti tubuh Yesus sendiri dan anggur darah Yesus sendiri yang mati di salib supaya manusia hidup.

Dalam Markus, Yesus mengalami gelisah maut di taman Getsemani, ditinggalkan sendirian oleh semua murid, tiga kali disangkali Petrus dan dikhianati Yudas yang menurut Yesus menggenapi apa yang tertulis dalam Kitab Suci.  Yesus menghadap pengadilan agama tertinggi bangsa Yahudi dan Yesus menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak dari yang Terpuji.

Sesudah menegaskan siapa Diri-Nya, Markus melanjutkan bahwa Yesus menderita dalam diam sejak di hadapan Pilatus, diolok-olok, dikenai pakaian ungu dan diberi mahkota duri. Begitu juga di jalan ke Golgota yaitu tempat tengkorak itu, Yesus dibantu Simon dari Kirene, yang hanya Markus sebut sebagai ayah Aleksander dan Rufus, sampai Yesus disalibkan dengan tidak mengeluarkan satu kata pun di hadapan begitu banyak olokan termasuk dari kedua penyamun yang disalibkan di sebelah kanan dan kiri Yesus.

Di dalam injil Markus, Yesus mengucapkan satu kalimat terakhir: “Eloi, Eloi, lamasabakhtani” = “Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku? Lalu Yesus dikuburkan oleh Yosef dari Arimatea dan kubur Yesus itu disaksikan oleh Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses, tidak satu orang murid pun.

Paulus yang bukan saksi mata sengsara, penyaliban dan kematian Yesus menggambarkan kematian Yesus yang paling hina karena yang mati disalibkan hanyalah seorang hamba yang paling hina sedangkan warga negara yang lain tidak disalibkan.

Tetapi peninggian Yesus di salib yang adalah perendahan Yesus merupakan peninggian Yesus oleh Bapa maka semua lutut berlutut menyembah dan mengakui bahwa Yesus itu Tuhan dan penebus, Hamba Penderita yang mati supaya manusia hidup.

Umat Allah dalam Kristus. Kegembiraan kita  menyambut Yesus masuk kota Yerusalem merupakan juga kesedihan yang paling besar karena Raja itu menderita sengsara, disalibkan dan mati untuk kita seperti Yesaya, Mazmur, Markus dn Paulus.

Merayakan Minggu Palem merupakan juga kesempatan untuk kita melihat penderitaan diri kita, keluarga kita dan juga penderitaan orang yang paling menderita dan tidak ada orang yang menolong. Kita bisa memikul salib menolong mereka.

Allah memberi kita Santapan Sabda Allah, Sabda penderitaan dan kematian Yesus. Dan Yesus yang menderita sampai mati di salib itu meminta supaya kita bisa menderita dan menanggung juga penderitaan sesama sambil tidak membuat saudara-saudari kita yang sudah menderita itu tambah menderita.

Yesus memberi kita Santapan Tubuh-Darah Yesus sendiri yang mati di salib supaya setiap kali kita jangan menyambut Yesus lalu langsung menolak Yesus, menyalibkan Yesus sampai mati. Dan itu jangan kita lakukan waktu kita melihat penderitaan orang tetapi kita tidak mau memikul salib penderitan itu.

Kita hanya menghibur tetapi tidak memikul salib, tidak menderita bersama mereka. Maka Raja yang menderita dan mati untuk kita itu meminta kita untuk bersama Dia menderita, tidak hanya menolong memikul salib tetapi juga jangan memberi salib penderitaan yang lebih kepada sesama. Semoga Raja penderita membantu kita untuk memikul salib diri dan sesama bersama Yesus.

 

 

Post a Comment for "Menyambut Raja yang Menderita dan Mati untuk Kita"