Wisuda tanpa Ibu Kandung, Teni Nurak Tetap Tegar
Wisuda tanpa Ibu Kandung, Teni Nurak Tetap Tegar
Sekolah
Tinggi Filsafat Katolik Ledalero (STFK Ledalero) kembali menghasilkan 413
wisudawan, Sabtu (24/4/2021). Kegiatan ini berlangsung di Aula Santu Thomas
Aquinas Ledalero, Kabupaten Sikka.
Dok. Pribadi |
Terlihat para wisudawan memecah kegembiraan bersama sanak keluarga dan kenalan usai mengikuti kegiatan resmi wisuda. Di sekitar Aula Santu Thomas Aquinas, Ledalero, masing-masing mereka melakukan foto bersama untuk mengabadikan momen berharga tersebut. Rasa gembira terlihat jelas pada raut wajah setiap mereka.
Di
tengah-tengah kegembiraan itu, nampak seorang gadis manis sedang tersenyum
bersama tiga saudaranya. Gadis tersebut ialah Katarina Apriyani Tenisista Nurak.
Ia adalah wisudawan yang lulus tahun 2019 lalu.
Walaupun
terlihat senyum mekar pada bibir merah delima, Teni Nurak, demikian nama
pendeknya, sesungguhnya sedang menyimpan rasa sedih dalam batinnya. Mengapa tidak?
Sang ibu yang melahirkannya telah pergi menghadap Sang Khalik beberapa tahun
lalu. Padahal, Teni sangat membutuhkan kehadiran sang ibunda untuk
mendampinginya saat mengikuti wisuda.
“Saya tidak menangis tapi air mata jatuh di dalam hati,” ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa rasa sedih tanpa kehadiran sang ibunda tidak menghalanginya untuk membagi kebahagiaan bersama keluarga dan teman-temannya. Saat wisuda berlangsung, ia didampingi oleh dua sepupunya yakni Yani Jechlin dan Eta serta adik bungnya, Tersi.
Kehadiran
tiga saudaranya tersebut membuatnya tetap tegar dalam mengikuti kegiatan wisuda
tersebut. Barangkali, sang ibunda hadir dalam diri ketiga saudaranya.
Komitmen
Usai
mengikuti momen wisuda tersebut, Teni Nurak berkomitmen untuk menjadi lulusan
STFK Ledalero yang berkualitas. Hal ini senada dengan harapan dari Ketua STFK
Ledalero saat membawakan sambutan.
Pater
Otto Gusti Madung, SVD selaku Ketua STFK Ledalero mengharapkan agar para
wisudawan tetap berkomitmen membela kebenaran dan keadilan di tengah kehidupan
masyarakat. Mereka diharapkan untuk menjadi terang dan garam dunia.
Teni
Nurak sebagai salah satu wisudawan memiliki komitmen untuk menjadi lebih baik
ke depan. “Yang pasti setelah wisuda, saya harus buat apa. Itu yang jadi kunci
utama atau pegangan ke depan,” ungkap gadis kelahiran Batu Aji, Batam, April
1997 tersebut. (Admin)
Post a Comment for "Wisuda tanpa Ibu Kandung, Teni Nurak Tetap Tegar"
Komentar