Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Allah di Dalam Yesus Membawa Kita dari Mati kepada Hidup

Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero – PPKKS (Pusat Pelayanan Kerasulan Kitab Suci) Provinsi SVD Ende. Oleh Simeon Bera Muda, SVD

SANTAPAN SABDA MINGGU BIASA XIIIB

Tema: Allah di Dalam Yesus Membawa Kita dari Mati kepada Hidup



Kata mati dalam bahasa Indonesia hampir sama dalam banyak bahasa daerah; juga dalam Ibrani yang ditulis hanya dengan dua konsonan mt sehingga kita baca dengan mati atau  maut.

Umat Allah dalam Kristus. Sejak dalam KS PL mati itu sangat ditakuti karena semua orang mengalami kematian itu biar masih bayi, masih anak kecil, remaja dan demasa maupun sudah tua. Tetapi kitab Kebijaksanaan menyebut bahwa Allah menciptakan manusia bukan untuk mati melainkan untuk kekal, untuk hidup selama-lamanya. Setan yang membawa mati itu. Dan manusia berdosa maka menerima mati  itu bahkan manusia mencari mati karena manusia terus berdosa.

Pemazmur menyadari dirinya berada dalam dunia orang mati tetapi percaya bahwa Tuhan menarik manusia dari liang kubur. Maka manusia menyanyikan Mazmur dan bersyukur kepada Tuhan yang maharahim itu yang menerima manusia masuk dan hidup di dalam rahim Allah sendiri. Manusia terus berdoa supaya Allah menjauhkan manusia dari kematian dan manusia terus meyanyikan syukur kepada Tuhan.

Selama hidupnya Yesus menyembuhkan banyak orang sakit supaya jangan sampai mati; demikian juga Yesus menghidupkan yang sudah mati sebagaimana terjadi pada anak Yairus di dalam injil Markus: anak yang berumur duabelas tahun, umur yang menurut orang Yahudi adalah umur seorang anak menjadi dewasa, dalam hidup yang penuh.

Kalau dalam injil Matius, begitu menyentuh Yesus, perempuan yang sakit pendarahan itu langsung sembuh. Di dalam injil Lukas dan juga Markus, sesudah menyentuh dan sembuh, Yesus masih bertanya: “Siapa yang menyentuh” sampai perempuan itu datang dengan takut dan gementar berlutut di hadapan Yesus mengaku bahwa dia melakukannya. Pengalaman disembuhkan atau dibebaskan dari mati itu berbeda-beda pada setiap orang. Asal saja manusia menyentuh Yesus.

Semua orang yang hadir di rumah Yairus tahu bahwa anak Yairus sudah mati. Maka mereka menerta-wakan Yesus yang mengatakan bahwa anak itu hidup. Yang penting orangtua dan para murid percaya, yakin dan beriman bahwa anak itu bisa hidup kembali. Yesus berkata: Talita qum yang berarti puteri kecil, bangunlah. Anak itu hidup dan diberi makan artinya dijaga supaya jangan mati lagi sampai batas umurnya.

Paulus mengakui bahwa Yesus itu kaya tetapi menjadi miskin bahkan mati untuk memperkaya umat dan membuat umat menerima hidup. Dengan itu umat terus saling membawa hidup, tidak membuat kematian. Umat saling melayani, dengan perkataan dan pengetahuan, dengan saling membantu dan di dalam kasih menurut kasih Yesus sendiri karena mereka yang berkelebihan membagi kepada orang yang kurang sehingga hidup menjadi penuh. Dengan demikian kematian badan dan jiwa tidak ada lagi.

Umat Allah dalam Kristus. Kita hidup maka kita mengalami kematian. Kematian badan sering kita alami terjadi di dalam keluarga dan orang-orang lain entah karena sakit, kecelakaan, karena sudah tua. Sikap kita dalam kematian apa saja hendaknya turut bela sungkawa artinya turut berbagi derita.

Kita juga hendaknya memperhatikan apa saja di dalam hidup yang membuat keluarga, lingkungan hidup kita, sekolah dan kantor, biara  kita menjadi mati. Yesus mengatakan kepada kita: “Bangunlah!” dan “Berilah makan” kepada yang baru hidup dari kematian artinya kita tidak boleh dalam cara apapun entah kecil atau besar membuat mati siapa saja. Yesus memberi kita Santapan Sabda bahwa Allah tidak menciptakan kemeatian. Allah mencipta-kan kita sesuai dengan gambar Diri Allah sendiri yang abadi, Allah yang memberi hidup dan bukan Allah membuat mati.

Yesus yang telah menjadi miskin dengan mati membuat kita kaya dengan memberi kita hidup lewat Santapan Tubuh-Darah Yesus sendiri. Dengan itu  kita bisa bersama Allah, bersama Yesus yang bangkit dan Roh Hidup Allah sendiri, bersama semua saudara saudari, kita tidak membawa mati melainkan kita membawa hidup.

Post a Comment for "Allah di Dalam Yesus Membawa Kita dari Mati kepada Hidup"