Ditinggal Suami, Elisabeth Jual Sirih Pinang untuk Sambung Hidup
RAKATNTT.COM – Sudah 8
tahun lamanya, Elisabeth, Warga Desa Peusawa, Kecamatan Omesuri, Kabupaten
Lembata, ditinggal pergi sang suami. Walaupun demikian, ia tak putus asa total.
Untuk melanjutkan langkah hidupnya, Elisabeth memilih menjadi penjual sirih
pinang dan beberapa jenis buah-buahan seperti pisang, alvokad dan lain-lain. Suaminya
sudah meninggal dunia, tapi rasa cinta mereka tetap erat terikat.
Menjadi penjual sirih
ping itu tidak mudah. Elisabeth harus memesan pada orang pertama yang menjadi
pemilik sirih pinang, lalu kemudian ia beli dan menjualnya lagi kepada konsumen
di pasar-pasar rakyat di dua wilayah kecamatan di Kabupaten Lembata yakni
Omesuri dan Buyasuri. Ditemui di pasar Balauring, Sabtu (19/3), Elisabeth
tampak ramah melayani para pembeli. Dengan berpenampilan sederhana, ia menyapa
mereka dengan penuh totalitas diri dalam pelayanan. Menurutnya, tantangan
terbesar yang ia hadapi yakni ketika barang jualannya tidak menarik minat
pembeli.
“Saya merasa tantangan
besar kalau orang tidak beli sirih piang. Terpaksa saya bawa pulang dan kalau
rusak berarti saya rugi,” ungkapnya. Tarif transportasi dari alamat rumah
menuju pasar Balauring cukup mahal; kendaraan roda dua dengan harga 20 ribu;
roda empat dengan harga 10 ribu. Karena itu, ia mesti berusaha agar bisa mendapatkan
penghasilan di atas 50 ribu agar ada keuntungan yang diperoleh, biarpun hanya
sedikit.
Walaupun penghasilan
terbilang kecil, usaha dan kerja keras Elisabeth di pasar tak pernah macet.
Gerimis hujan tak melunturkan semangatnya untuk terus berjualan. Walau hanya
beberapa rupiah yang diperoleh, intinya adalah usahanya halal; ia bukan mencari
keuntungan lewat mencuri atau korupsi layaknya para pejabat yang duduk di kursi
elit. Itulah Elisabeth, mengadu nasib di pasar dengan menjual sirih pinang.
Dari Elisabeth, kita memetik nilai perjuangan dan ketulusan dalam menjalankan
roda kehidupan kita masing-masing. (Admin)
Post a Comment for "Ditinggal Suami, Elisabeth Jual Sirih Pinang untuk Sambung Hidup"
Komentar