Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Potret di Balik Keluhan Warga di Pedalaman Lebatukan, Lembata

Potret infrastruktur jalan rusak menuju Desa Lamalela


Rakatntt.com - Terdapat beberapa kampung kecil di pedalaman Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur yang hingga kini belum menikmati kemerdekaan seutuhnya dari negara yakni Dangalangu, Hidalabi, Ilowutung, Benalar, Besei dan Lebelang.

Enam kampung di pedalaman Lebatukan, Lembata ini memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah seperti kemiri, pisang, nenas, dan lain sebagainya. 

Namun, hal yang paling sulit dialami oleh warga enam kampung ini yakni infrastruktur jalan yang hingga kini belum mendukung perputaran ekonomi warga.

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh warga bersangkutan jarang diekspos untuk diketahui publik luas.

Ditemui di Ilowutung, Desa Lamalela, Kades Lamalela, Rafael Kupang Lengary mengatakan, warga di Desa tersebut sudah amat lama merindukan infrastruktur memadai masuk ke Desa mereka.

Infrastruktur yang paling dibutuhkan adalah akses jalan.

Hingga kini akses jalan menggunakan dana PEN yang sudah terealisasi di beberapa titik diragukan kualitasnya.

“Jalan yang menggunakan dana PEN ini sejak awal saya ragukan. Material batu dan pasirnya saja tidak bagus. Kami sebagai warga juga turut mengontrol dan hal ini kita sampaikan ke DPR, ke pihak ke tiga tapi tidak ada pelaksanaan,” ungkapnya saat ditemui di kediaman pribadinya, Rabu 22 Februari 2023.

Saat mengunjungi Desa Lamalela, terdapat akses jalan yang memprihatinkan. Beberapa titik jalan yang dibangun menggunakan dana PEN sudah terlihat rusak berat dan berpotensi tidak layak pakai bagi warga di pedalaman untuk beberapa tahun ke depan.

Menurut Kades Lamalela, selain akses jalan yang kualitasnya diragukan, warga yang dipimpinnya juga mengharapkan agar pelayanan jaringan telkomsel dan listrik bisa diperhatikan lebih serius oleh yang berotoritas.

Sebuah batu raksasa tergelinding jatuh dan berdiri di tengah jalan, menganggu aktivitas lalulintas warga


Harga Hasil Alam Dikendalikan oleh Pembeli

Walaupun memiliki hasil alam yang kaya raya tetapi ekonomi warga berjalan lambat. Salah satu faktornya yakni infrastruktur yang buruk. 

Selain itu, harga komoditi ditentukan oleh pembeli. 

“Kita yang punya barang tapi pembeli yang tentukan harga. Ini sistim kapitalis yang menekan masyarakat kecil,” ungkap salah seorang warga Ilowutung yang meminta namanya dirahasiakan.

Menurutnya, sistim seperti ini mesti dirubah agar ekonomi warga bisa terbantu. 

Kampung Ilowutung, Desa Lamalela

Hutan kemiri

Sebab Sistim model ini akan membuat pembeli semakin kaya dan pemilik barang semakin miskin. 

Ia menambahkan jika akses jalan memadai, sudah pasti ekonomi warga terbantu. (RO) 

Post a Comment for "Potret di Balik Keluhan Warga di Pedalaman Lebatukan, Lembata"