Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Menjadi Guru di Papua, Apa yang Harus Dilakukan?

 


RakatNtt - Menjadi guru di wilayah Papua bukanlah perkara yang gampang. Kita dituntut untuk menyesuaikan diri dengan karakter, budaya, pola pikir, pola rasa dan gaya hidup anak-anak Papua. Pendidikan sebagai wadah mencerdasakan anak Papua mesti menjadi yang primer. Namun, dari survei ke survei selalu saja pendidikan di Papua mendapatkan tempat terbelakang. Kira-kira, tips apa yang mesti dimiliki oleh seorang guru yang mengabdi di Papua?

1. Motivasi

Menjadi guru bukan sekadar sebuah pekerjaan yang mendatangkan kesejahteraan ekonomis melainkan mesti ada motivasi atau gairah dalam diri. Seorang guru yang datang dari wilayah luar Papua mesti menyadari motivasinya menjadi guru di tanah yang kaya raya ini. Guru tak boleh hanya berorientasi materi tetapi harus ada motivasi. Misalnya ada kerinduan untuk mendidik anak-anak papua secara serius dalam aspek literasi, mental, disiplin dan lain sebagainya. Motivasi menjadi penopang arah agar seorang guru tak terombang-ambing atau cepat mengeluh saat mengajar anak-anak di Papua.

2. Jangan Materialis

Menjadi guru tak boleh materialis. Dalam arti hanya berorientasi akhir bulan mendapatkan gaji atau tunjangan. Guru di Papua mesti tahu betul kemauan dan karakter anak agar guru bisa mencari jalan keluar terbaik. Jika hanya berorientasi materi, pendidikan yang berkualitas untuk anak-anak Papua akan sulit tercapapai. Oleh karena itu, harus ada kesadaran bahwa menjadi guru adalah tanggungjawab moral bukan orientasi profit semata.

3. Wawasan Guru

Disebut guru karena sosoknya punya wawasan yang luas. Guru adalah tempat orang-orang bertanya. Karena itu guru harus punya wawasan yang luas. Maka yang diharapkan adalah guru-guru di Papua harus meningkatkan skill-nya melalui banyak belajar misalnya membaca buku, berdiskusi hal-hal yang berguna dan tak boleh ada senioritas di dalam lembaga sekolah. Guru tanpa wawasan akan cepat terjebak dalam orientasi materialis dan bekerja tanpa motivasi yang tulus.

4. Teladan

Guru di Papua harus mampu memberikan teladan kepada siswa. Misalnya ketika omong tentang literasi, baca dan tulis, guru harus lebih dulu menunjukkan arah. Guru tak boleh malas mengunjungi Perpustakaan Sekolah. Sebab dengan demikian, anak-anak tak akan terpacu untuk rajin membaca. Salah satu aspek fundamental dalam pendidikan di Papua adalah literasi. Membaca dan menulis harus menjadi bagian yang paling utama di dalam pendidikan di Papua.

5. Fleksibilitas

Guru juga tak boleh statis atau kaku dalam mengajar. Dibutuhkan fleksibilitas dalam proses mengajar anak-anak Papua. Misalnya tak seharusnya mengajar dengan cara mencatat atau hanya ada di ruang kelas. Guru-guru harus kreatif misalnya mengajar di luar kelas sambil berdiskusi bersama tentang sebuah isu. Mengajak murid menonton film inspiratif tentang Papua dan lain-lain. Dengan cara kreatif, para siswa tak akan bosan dan tentu saja mereka akan didorong untuk bisa berkembang lebih baik lagi.

6. Kerjasama dengan Orangtua

Yang terakhir ini tak kalah penting yakni peran orangtua Papua. Ketika anak sudah diserahkan ke sekolah, maka orangtua tak boleh lepas tanggungjawab. Orangtua harus bekerja sama dengan guru untuk mengatur anak-anak. Misalnya ketika ada anak yang suka bolos, maka guru dan orangtua harus bekerja sama untuk menanganinya bukan hanya urusan guru.

Orangtua juga harus berpikir maju untuk mendukung pendidikan Papua. Anak-anak kita harus betul-betul dididik baik karakter maupun wawasannya dan orangtua harus turut serta mendukung. Orangtua tak boleh manja atau ikut-ikut saja kemauan anaknya yang tak sesuai dengan idelisme Pendidikan.

Post a Comment for "Menjadi Guru di Papua, Apa yang Harus Dilakukan?"