Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Mengungkap Kehadiran Allah dalam Tubuh Manusia (Bagian 3/Habis)

 

Ilustrasi Foto: Brigitha Telik

Refleksi Kritis Atas Tinjauan Tentang Teologi Tubuh

 Teologi Tubuh merupakan pengetahuan yang amat menarik dan masih sangat relevan. Yohanes Paulus II menawarkan suatu teologi yang sangat membantu meluruskan kesesatan berpikir masyarakat luas.

Situasi dunia yang penuh dengan pandangan yang keliru tentang seks akhirnya ditanggapi oleh Pria Polandia itu. Lorong pemikirannya amat benderang dan mengarakan orang banyak pada terang yang berlimpah.

Teologi Tubuh membuat kita semakin sadar akan keberadaan kita sebagai manusia, mengarahkan kita akan cinta yang tapat dengan tubuh sendiri juga cinta yang sempurna kepada sesama. 

Teologi Tubuh menjadikan orang yang mempelajarinya menyadari bahwa dia adalah subjek atas dirinya dan perilakunya sehingga pentingnya pemberian diri secara bebas, total, dan bertanggungjawab.

Buah pemikiran Yohanes Paulus II adalah hasil refleksi yang matang apalagi Beliau paham betul tentang seksiologi karena perna menjadi dosen ilmu ini. Orang-orang zaman sekarang dibawa kembali pada pengertian yang tepat setelah diseret pada pandangan yang kurang tepat.

Teologi ini amat berguna bagi semua orang, baik dalam barisan selibat maupun orang-orang yang mengucapkan janji pernikahan. Teologi ini juga berguna bagi kaum muda agar dapat dibekali dengan pengetahuan yang tepat mengenai seks serta memiliki pengatahuan yang baik supaya dapat menggunakan tubuhnya secara baik dan benar.

Teologi ini memang sangat kristiani tetapi tidak menutup kemungkinan untuk umat yang beragama lain mempelajarinya. Berakar dari agama Katolik Roma bukan berati melarang umat Islam, Hindu, Budha atau yang lain untuk mempelajarinya. Sebagai sebuah ilmu, pengetahuan ini melampaui sekat agama.

Kesulitan bagi orang non-kristiani dalam memahami teologi ini tentu ada, apalagi bagi yang belum perna bersentuhan dengan Kitab Suci Kristiani atau yang masih asing dengan pengatahuan iman kristiani. Tetapi tidak perlu pessimis karena bahasa yang digunakan amat sangat sederhana karena menyangkut manusia itu sendiri. Teologi ini berbicara tentang kenyataan hidup sehari-hari.

Ada hal lain yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut adalah model pendekatan teologi ini. Realitas membuktikan bahwa ada banyak ketimpangan yang masih ditemukan dalam masyarakat. Masih ada human Trafficing, kasus-kasus pemerkosaan, tempat-tempat prostitusi, juga kasus lain lagi yang berhubungan dengan pelanggaran terhadap tubuh manusia.

Oleh karena itu, pentingnya pendekatan yang dapat membawa pengertian bagi banyak orang. Mengutip Nietzche dalam bukunya Zarathusra, beliau mengharapkan agar kita jangan hanya menguburkan kepala kita dalam pasir surgawi, tetapi bawalah kepala yang membumi yang menciptakan makna bagi bumi.

Hemat saya, Nietzche mau agar pendekatan kita harus sungguh menjawabi persoalan dibumi.  Ini hanya mungkin bila, kita memiliki telinga yang setia mendengarkan suara mereka yang menjadi korban maupun pelaku, mata yang setia memandang realita mereka, hingga akhirnya kehendak yang tulus untuk menolong mereka. Pastoral terlibat amat diandalkan.

 Penutup

Tubuh manusia menjadikan manusia dapat mendunia. Tubuh merupakan kenyataan alamiah karena manusia adalah citra Allah. Kenyataan serupa dengan Allah ini belum sepenuhnya  dimengerti oleh menusia.

Buktinya adalah perjalanan sejarah yang mempertontonkan sikap yang keliru dengan tubuh manusia. Manusia memahami seks sebagai sesuatu yang tabu juga menjadikan tubuh untuk melayani nafsu juga untuk memperoleh rupiah.

Paus Yohanes Paulus II menunjukkan keprihatinannya akan kondisi ini dengan membuat suatu revolusi. Ia menunjukan suatu teologi baru yang dinamakan Teologi Tubuh.

Teologi Tubuh mengarahkan manusia untuk kembali memahami arti tubuh secara tepat. Dengan bertolak pada ajaran kristiani, Yohanes Paulus II membebaskan manusia dari kesesatan cara berpikirnya.

Beliau menegaskan bahwa tubuh adalah sesuatu yang baik sejak awal mula karena manusia diciptakan menurut citra Allah. Tubuh yang sama menjadikan manusia memiliki kerinduan akan persatuannya dengan mempelai surgawi yang sudah menyata dalam sejarah menusia melalui peristiwa inkarnasi.

Teologi Tubuh menawarkan refleksi yang amat mambantu dalam mencintai tubuh dan menggunakan tubuh secara tepat.


Baca Juga: mengungkap-kehadiran-allah-dalam-tubuh-manusia-bagian-dua

 

Oleh Oktovianus Olong

 

 Daftar Pustaka

 

Keladu, Yosef.  “Sejarah Filsafat Barat Kuno”(ms.). Maumere: STFK Ledalero, 2016.

Lina, Paskalis. Karol Wojtila Tentang Cinta Dan Tanggung Jawab. Maumere: Penerbit Ledalero,   2018.

Ramadani, Deshi.  Lihatlah Tubuhku. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009.

Post a Comment for "Mengungkap Kehadiran Allah dalam Tubuh Manusia (Bagian 3/Habis)"