 |
Pius Kulu Beyeng |
ILIRIAN DAN WATA RIAN
Setiap suku bangsa memiliki legenda atau mithos
tentang asal usul dan keturunannya. Walau sebuah legenda atau mithos bukanlah
fakta sejarah, namun sebuah legenda atau mithos dapat merupakan sebuah petunjuk
tentang sesuatu dan juga sebagai sebuah identitas.
Kedang merupakan satu etnis purba, memiliki juga
legenda atau mithos yang menggambarkan manusia mula mula, perkawinan dan
turunannya. Misalnya Ilirian dan Watarian atau juga misalnya Peni Lalu Ula dan
Manuq Muko Lolon dan mungkin masih banyak lagi.
Kisah Ilirian dan Watarian adalah kisah perkawinan
antara seorang pangeran gunung dengan puteri pantai. Pangeran Ilirian adalah
penguasa pegunungan, tinggal di gunung, badannya berbulu tebal, pemakan daging
mentah, memiliki cakar cakar yang tajam.
Sebaliknya Watarian adalah seorang puteri yang halus,
tinggal di pantai. Ia adalah penguasa pantai, sudah mengenal kemajuan dan
kebersihan.
Setiap malam sang puteri selalu melihat ada api
menyala di gunung. Ia memastikan bahwa ada orang yang tinggal di gunung itu.
Watarian pun merencanakan akan menemui orang itu suatu waktu. Setelah mempersiapkan
segala sesuatu, ia pun berangkat ke gunung itu.
Watarian berangkat pagi-pagi benar cengan membawa tuak
dan ikan bakar. Ia tiba di pegunungan itu masih sangat pagi. Ilirian tidak ada
di tempat. Ia masih ke hutan, berburu mencari makanan. Makanannya, ular, cecak,
tokek dan binatang-binatang lain yang ditangkapnya. Watarian meletakkan barang
barang bawaannya di tempatnya Ilirian, kemudian ia memanjat sebatang pohon dan
bersembunyi di atas pohon itu. Karena Ilirian seorang pemakan binatang mau pun
makluk hidup lainnya.
Ilirian mempunyai penciuman yang sangat tajam. Ketika
pulang dari perburuannya, Ilirian mencium ada aroma makhluk pendatang baru di
tempatnya. Dengan hidungnya yang tajam, ia pun mencari ke sana kemari untuk
menangkap dan memangsa si orang baru yang berani beraninya datang ke tempatnya.
Sampailah dia kepohon tempat di mana Watarian bersembunyi. Ia melihat ke atas
dan melihat Watarian ada di atas pohon.
Ilirian pun memanggil Watarian agar segera turun.
Namun Watarian tidak mau, kecuali Ilirian bersumpah untuk tidak membunuh dan
memakannya. Ilirian berjanji untuk tidak melakukan kejahatan terhadap Watarian.
Watarian turun dari atas pohon dan keduanya pun berteman. Masing masingnya
saling menjamu. Ilirian menjamu sang puteri dengan makanan tangkapannya seperi
ular, cecak, tokek dan binatang hutan hutan lain tangkapannya.
Sementara
Watarian menghidangkan ikan mentah bakar yang dibawahnya dari pantai. Ilirian
mencicipinya makanan yang dibawah oleh Watarian dengan sedapnya. Watarian juga
menyajikan minuman tuak yang dibawahnya. Ilirian meminumnya dengan lahap sampai
mabuk berat sampai akhirnya Ilirian pun tertidur.
Ketika Ilirian dalam keadaan mabuk berat dan tertidur
lelap, Watarian pun mengeluarkan pisau yang dari tadi disembunyikannya.
Watarian mulai mencukur buluh-buluh badan Ilirian. Watarian mengerjakannya dengan
sangat hati-hati agar Ilirian jangan merasa kaget atau sakit lalu ia terbangun.
Di bagian badan yang agak sulit, Watarian ekstra hati hati agar Watarian tidak
kaget atau terbangun. Dan di bagian-bagian tubuh yang amat sulit, misalnya di
ketiak, bibir dan daerah daerah tertentu, bulu-bulunya tidak dicukur atau
dibiarkan saja. Makanya mengapa sampai hari ini manusia mempunyai bulu bulu
badan di daerah daerah tertentu di bagian tubuhbya.
Menjelang sore, Watarian sudah selesai dengan
pekerjaannya. Ilirian juga sadar dari mabuk tuaknya. Ia merontak rontak hendak
mencabik cabik Watarian lantaran merasa kedinginan, karena tutup tubuhnya sudah
tiada. Watarian dengan tenang mengambil sehelai kain yang dibawahnya dari
pantai dan memakaikannya ke tubuh Ilirian yang sedang kedinginan.
Sejak waktu itu manusia pegunungan itu mengenal
pakaian sebagai penutup tubuhnya.
BACA JUGA: legenda-ili-rian-wata-rian-bagian-dua.
Robert Barnest dalam disertasi doktoralnya tentang
Kedang menjelaskan bahwa legenda Ilirian dan Watarian sesungguhnya adalah cara
masyarakat purba melukiskan tentang asal mula pertumbuhan peradaban atau
kebudayaan.
Catatan: Tulisan ini tentunya belum sempurna. jika ada yang keliru mohon dikoreksi.
Post a Comment for "LEGENDA ILI RIAN-WATA RIAN DAN KONSEP WELA PARO WATAN LOGEQ (Bagian 1)"
Komentar