Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

LEGENDA ILI RIAN-WATA RIAN DAN KONSEP WELA PARO WATAN LOGEQ (Bagian 1)

 

Pius Kulu Beyeng


 

ILIRIAN DAN WATA RIAN

Setiap suku bangsa memiliki legenda atau mithos tentang asal usul dan keturunannya. Walau sebuah legenda atau mithos bukanlah fakta sejarah, namun sebuah legenda atau mithos dapat merupakan sebuah petunjuk tentang sesuatu dan juga sebagai sebuah identitas.

 Kedang merupakan satu etnis purba, memiliki juga legenda atau mithos yang menggambarkan manusia mula mula, perkawinan dan turunannya. Misalnya Ilirian dan Watarian atau juga misalnya Peni Lalu Ula dan Manuq Muko Lolon dan mungkin masih banyak lagi.

 Kisah Ilirian dan Watarian adalah kisah perkawinan antara seorang pangeran gunung dengan puteri pantai. Pangeran Ilirian adalah penguasa pegunungan, tinggal di gunung, badannya berbulu tebal, pemakan daging mentah, memiliki cakar cakar yang tajam.

 Sebaliknya Watarian adalah seorang puteri yang halus, tinggal di pantai. Ia adalah penguasa pantai, sudah mengenal kemajuan dan kebersihan.

Setiap malam sang puteri selalu melihat ada api menyala di gunung. Ia memastikan bahwa ada orang yang tinggal di gunung itu. Watarian pun merencanakan akan menemui orang itu suatu waktu. Setelah mempersiapkan segala sesuatu, ia pun berangkat ke gunung itu.

 Watarian berangkat pagi-pagi benar cengan membawa tuak dan ikan bakar. Ia tiba di pegunungan itu masih sangat pagi. Ilirian tidak ada di tempat. Ia masih ke hutan, berburu mencari makanan. Makanannya, ular, cecak, tokek dan binatang-binatang lain yang ditangkapnya. Watarian meletakkan barang barang bawaannya di tempatnya Ilirian, kemudian ia memanjat sebatang pohon dan bersembunyi di atas pohon itu. Karena Ilirian seorang pemakan binatang mau pun makluk hidup lainnya.

 Ilirian mempunyai penciuman yang sangat tajam. Ketika pulang dari perburuannya, Ilirian mencium ada aroma makhluk pendatang baru di tempatnya. Dengan hidungnya yang tajam, ia pun mencari ke sana kemari untuk menangkap dan memangsa si orang baru yang berani beraninya datang ke tempatnya. Sampailah dia kepohon tempat di mana Watarian bersembunyi. Ia melihat ke atas dan melihat Watarian ada di atas pohon.

 Ilirian pun memanggil Watarian agar segera turun. Namun Watarian tidak mau, kecuali Ilirian bersumpah untuk tidak membunuh dan memakannya. Ilirian berjanji untuk tidak melakukan kejahatan terhadap Watarian. Watarian turun dari atas pohon dan keduanya pun berteman. Masing masingnya saling menjamu. Ilirian menjamu sang puteri dengan makanan tangkapannya seperi ular, cecak, tokek dan binatang hutan hutan lain tangkapannya. 

Sementara Watarian menghidangkan ikan mentah bakar yang dibawahnya dari pantai. Ilirian mencicipinya makanan yang dibawah oleh Watarian dengan sedapnya. Watarian juga menyajikan minuman tuak yang dibawahnya. Ilirian meminumnya dengan lahap sampai mabuk berat sampai akhirnya Ilirian pun tertidur.

 Ketika Ilirian dalam keadaan mabuk berat dan tertidur lelap, Watarian pun mengeluarkan pisau yang dari tadi disembunyikannya. Watarian mulai mencukur buluh-buluh badan Ilirian. Watarian mengerjakannya dengan sangat hati-hati agar Ilirian jangan merasa kaget atau sakit lalu ia terbangun. Di bagian badan yang agak sulit, Watarian ekstra hati hati agar Watarian tidak kaget atau terbangun. Dan di bagian-bagian tubuh yang amat sulit, misalnya di ketiak, bibir dan daerah daerah tertentu, bulu-bulunya tidak dicukur atau dibiarkan saja. Makanya mengapa sampai hari ini manusia mempunyai bulu bulu badan di daerah daerah tertentu di bagian tubuhbya.

 Menjelang sore, Watarian sudah selesai dengan pekerjaannya. Ilirian juga sadar dari mabuk tuaknya. Ia merontak rontak hendak mencabik cabik Watarian lantaran merasa kedinginan, karena tutup tubuhnya sudah tiada. Watarian dengan tenang mengambil sehelai kain yang dibawahnya dari pantai dan memakaikannya ke tubuh Ilirian yang sedang kedinginan.

Sejak waktu itu manusia pegunungan itu mengenal pakaian sebagai penutup tubuhnya.

 BACA JUGAlegenda-ili-rian-wata-rian-bagian-dua.

 Robert Barnest dalam disertasi doktoralnya tentang Kedang menjelaskan bahwa legenda Ilirian dan Watarian sesungguhnya adalah cara masyarakat purba melukiskan tentang asal mula pertumbuhan peradaban atau kebudayaan.

 

Catatan: Tulisan ini tentunya belum sempurna. jika ada yang keliru mohon dikoreksi.

 

Post a Comment for "LEGENDA ILI RIAN-WATA RIAN DAN KONSEP WELA PARO WATAN LOGEQ (Bagian 1)"