Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Dipanggil, Menjawab dan Memuliakan Allah

 

    Homili Minggu II B 17 Januari 20  

Oleh P. Simeon Bera Muda, SVD

Foto Oleh Erna Ruing

Ada satu tempat di Lio bernama ‘Paipenga’. Di tempat itu kalau panggil, gema langsung jawab sehingga tempat itu bernama panggil-jawab.

Umat Allah dalam Kristus. Panggil dan jawab terjadi berulang-ulang di dalam Kitab Suci. Adam-Hawa dipanggil sesudah berdosa, Abraham, Musa dan nabi-nabi dipanggil. Begitu juga Samuel. Waktu itu Samuel masih kecil dan belum mengenal Tuhan. Panggilan itu terjadi waktu malam.

Samuel sangka bahwa Eli yang panggil: Eli itu seorang imam di Silo yang jaga rumah Tuhan. Di situ disimpan tabut yaitu: peti berisi dua loh batu yang adalah dua keping batu yang Allah beri kepada Musa di Sinai. Bait yang adalah rumah dengan tabut yaitu peti, loh yaitu keping batu itu adalah kehadiran Allah. Panggilan itu terjadi sampai tiga kali tetapi Eli dan Samuel tidak mengerti. Baru kali keempat Eli menjadi sadar bahwa pasti Tuhan yang panggil. Maka Eli beritahu Samuel untuk menjawab: “Bersabdalah Tuhan, hamba-Mu mendengar.”

Pemazmur juga siap menanti Tuhan panggil dan akan segera menjawab: “Lihatlah Tuhan, aku datang”. Seluruh Israel akan tetap memuji Allah dan melaksanakan Torat yaitu semua yang Allah ajarkan di dalam Kitab Suci. Torat itu ada di dalam dada, di dalam hati yang adalah bagian yang paling dalam dari diri manusia. Dengan meresapkan Torat ke dalam diri, Israel yang dipanggil dan menjawab itu mampu membawa keadilan Allah yaitu semua kebaikan yang Allah lakukan untuk jemaat yang besar, untuk semua orang.

Di dalam Injil Matius, Markus dan Lukas, Yesus memanggil murid yang pertama: dua bersaudara yaitu Petus dan Andreas, Yakobus dan Yohanes. Di dalam Injil Yohanes murid-murid mencari rabbi yaitu guru. Kedua murid Yohanes Pembaptis yang mendengar dari guru mereka bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yaitu seorang pribadi yang datang untuk menebus Israel, maka kedua murid itu mencari Yesus.

Pertanyaan Yesus: “Apa yang kamu cari” dan dijawab dengan: “Rabbi, di mana Engkau tinggal” adalah kesempatan bagi para murid untuk memilih Yesus sebagai rabbi, guru mereka.

Murid-murid itu mendapat waktu “jam empat” yaitu kesempatan para murid berkumpul bersama guru. Di antara kedua murid itu hanya satu yang punya nama yaitu Andreas sedangkan yang satu tidak ada nama. Dia itu adalah siapa saja yang bersedia mencari dan menjadi murid Sang Rabbi.

Pada pertemuan pertama, para murid itu mengenal Yesus sebagai Anak Domba Allah dari guru mereka Yohanes Pembaptis juga  mereka belajar sendiri mengenal Yesus sebagai “Mesias”: sebuah kata dalam Bahasa  Ibrani yang menjadi “Kristus” dalam Bahasa Yunani artinya: Dia yang dipilih dan diurapi Allah untuk menyelamatkan Israel. Dan murid berikut adalah Simon anak Yohanes yang adalah Petrus: nama Bahasa Yunani dan nama Ibrani adalah “Kefa” artinya “batu” karang: yang mau ikut Yesus hendaklah kuat dan bertahan.

Paulus berbicara kepada umat Korintus bahwa Allah memilih manusia dengan badannya yang sudah dibangkitkan seperti Kristus dan badan itu adalah bait yaitu rumah yang adalah tempat tinggal Roh Kudus. Semua orang yang dipanggil hendaknya menyadari bahwa Yesus sudah membeli dia dengan harga yang mahal karena Anak Domba Allah itu mencurahkan darah sampai habis, sampai lunas.

Maka semua orang hendaknya memuliakan Allah dengan tubuh, mendengar dan mengikuti panggilan Yesus dan bukan hidup dalam dosa, dalam percabulan yang bukannya hidup seorang yang dipanggil.

Umat Allah dalam Kristus. Kitab Suci penuh berisi panggilan Allah dan jawaban manusia. Kita juga dipanggil dan berusaha untuk menjawab. Hari Minggu lalu kita merayakan Pembaptisan Tuhan dan pembaptisan kita. Seperti Yesus dalam injil Matius diumumkan oleh Bapa: “Inilah Anak yang Kukasihi” dan dalam Markus-Lukas Bapa menegaskan: “Engkaulah Anak yang Kukasihi’, kita adalah anak bersama Yesus Saudara sulung kita sehingga kita juga mengalami panggilan seperti Samuel dan Pemazmur yang menjawab.

Kita juga sudah mencari Yesus Anak Domba Allah dan Kristus itu. Kita menjawabi panggilan Yesus.

Allah memberi kita Santapan Sabda Allah yang menguatkan kita yang dipanggil sebagai orang yang dibangkitkan dan dipenuhi Roh Kudus. Yesus juga memberi kita Santapan Tubuh-Darah Yesus sendiri supaya kita selalu bersedia menjawab dan menjawab dengan lebih baik entah sebagai anak, remaja dan kaum muda, entah sebagai bapa-mama, kakek-nenek, mungkin juga janda dan duda sampai rohaniwan, biarawan-biarawati.

Kita masing-masing dan bersama mempunyai panggilan khusus dan juga jawaban yang khusus. Maka marilah kita hidup sebagai orang yang dibaptis dan dipanggil yang menjawab dengan memuliakan Allah.

 

Post a Comment for "Dipanggil, Menjawab dan Memuliakan Allah"