Lima Tips Mendidik Anak Usia Dini agar Rajin Membaca
Aktivitas
membaca buku, majalah, koran dan sebagainya merupakan sebuah keharusan bagi
siapa saja yang ingin mengenal dunia secara lebih luas dan cepat. Kita sering
mendengarkan ungkapan ini, buku adalah jendela dunia. Itu berarti, aktivitas
membaca buku merupakan metode yang tepat untuk membuka wawasan kita dalam
mengenal dunia.
Seperti
jendela, buku akan membuka wawasan kita agar cahaya pengetahuan itu datang
menghampiri kita. Masyarakat Indonesia dikenal sejak zaman dahulu kala sebagai
masyarakat penutur. Artinya, semua warisan kuno ditinggalkan lewat tutur kata
lisan bukan tulisan. Bahkan sering dibedakan orang Indonesia dengan orang
barat. Orang Indonesia banyak bicara tetapi wawasan kecil sedangkan orang barat
diam-diam, ubi berisi. Penelitian mutakhir, tingkat membaca buku masyarakat
Indonesia sangat jauh terbelakang. Oleh karena itu, kita mesti mencarikan
solusi terbaik.
Terkait
dengan substansi artikel ini, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
orangtua dalam mendidik anak-anak usia dini agar rajin membaca. Ya, tak bisa ditolak
bahwa membaca memiliki multimanfaat bagi perkembangan otak anak-anak usia dini.
Berikut tips-tips yang mesti dilakukan orang tua untuk mendidik anak agar rajin
membaca buku sejak usia dini.
Pertama, memberi
teladan. Orangtua
adalah guru pertama dan utama sebelum seorang anak masuk ke jenjang pendidikan
formal yakni sekolah. Sebelum masuk ke bangku Taman Kanak-Kanak, orangtua
menjadi guru terbaik di rumah. Oleh karena itu, teladan membaca buku, majalah,
koran dan lain-lain mesti lebih dahulu dipraktikan oleh orangtua di depan
anak-anak. Orangtua mesti menyiapkan waktu luang untuk membaca buku di hadapan
anak-anak agar mereka mampu menirunya.
Hal
ini, bisa dilakukan jika orangtua yang dimaksud memiliki minat khusus dalam hal
literasi, khususnya membaca. Namun, orangtua yang “musuh” terhadap buku-buku
akan sangat sulit dan tentu saja akan berdampak negatif terhadap anak-anak ke
depan.
Kedua, mesti ada
perpustakaan mini. Seperti
orang yang sedang lapar akan mencari makanan, demikian pun halnya orang yang ingin
mengenal dunia luas akan mencari sumber-sumber. Sumber yang dimaksudkan yakni
perpustakaan. Hal ini mesti menjadi catatan penting bagi orangtua. Cukup satu
perpustakaan mini di rumah. Isinya yakni buku-buku ringan seperti komik,
cerita-cerita dongeng dan bahan bacaan ringan lainnya agar mampu dibaca dan
dipahami oleh anak-anak di rumah.
Ketiga, memberi
penjelasan. Gelas
yang kosong mesti diisi dengan air putih, demikian pun otak anak-anak usia dini
mesti diisi dengan penjelasan tentang manfaat membaca buku di rumah. Orangtua bisa
memanipulasi kata-kata menarik yang mampu membuat anak-anak tergerak membaca
buku. Misalnya, dengan membaca, kelak kamu akan terbang ke bulan, dan
seterusnya.
Keempat, mengajak.
Salah satu tugas
orangtua yakni menunjukkan jalan yang benar bagi anak-anak untuk bisa tertarik
pada buku-buku. Tindakan mengajak anak-anak dalam rangka membaca buku adalah
hal yang menarik. Misalnya, setelah makan siang, sehabis sekolah, orangtua,
khususnya sang suami bisa mengajak semua anggota keluarga untuk mengunjungi
perpustakaan mini keluarga. Gunakan waktu tiga puluh menit untuk membaca setiap
hari sehabis makan siang dan aktivitas di sekolah formal anak-anak.
Kelima, kerja sama
dengan para guru di sekolah. Anak-anak
usia dini sering lebih segan atau takut dengan guru-guru di sekolah daripada
terhadap orangtuanya di rumah. Oleh karena itu, orangtua mesti keratif bekerja
sama dengan para guru. Misalnya, para guru mesti menjadikan kegiatan membaca
buku di rumah sebagai tugas rumah.
Selain
itu, mesti ada bukti yang akan diperiksa oleh guru di sekolah, yakni tentang
bahan bacaan. Misalnya judul buku, kapan membaca buku, dan bila perlu mesti ada
foto yang dikirimkan orangtua kepada para guru sebagai bukti bahwa anak-anak
yang dimaksudkan sungguh-sungguh membaca buku.
Melalui
beberapa tips sederhana tersebut di atas, niscaya pola pikir anak-anak tentang
buku akan menjadi positif. Mereka mesti diarahkan perlahan-lahan, diberi
inspirasi dan motivasi dengan cara yang kreatif. Ingat, orang Eropa atau Yahudi
pintar dan cerdas karena sejak kecil sudah dibiasakan oleh orangtua untuk
membaca buku.
Selamat
mencoba.