Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pemanfaatan Pangan Lokal demi Kesehatan Berkualitas di Tengah Pandemi Covid-19

 

Kebun Sorgum di Desa Likotuden, Bama,
Larantuka, Flotim


Latar belakang (tema 3):

Pemanfaatan pangan lokal merupakan salah satu terobosan efektif dalam upaya
menjaga kesehatan dan imunitas masyarakat dalam masa pandemi Covid-19. Pembudidayaan
pangan lokal dengan cara berkebun menjadi alternatif bagi keluarga selama menjalani PSBB.

Sebagaimana telah dicontohkan pegiat pangan lokal Christian Dicky Senda (TTS) dan Maria
Loretha (Flotim), bahwasanya pangan lokal mampu menunjang kebutuhan gizi dan amat cocok
dibudidayakan di alam NTT. Oleh Karenanya, dibutuhkan pengadaan bank benih pangan lokal
serta paduan variasi pangan lokal demi menyuplai kebutuhan panganan dan menjaga
keseimbangan gizi masyarakat NTT.


Gagasan konkret :


1. Pemanfaatan pangan lokal seperti sorgum dan kelor yang amat cocok tumbuh di
wilayah NTT. Pada awal 2021 sewaktu kunjungan penulis di Desa Likotuden yang
bekerja sama dengan LSM YASPENSEL telah berhasil membudidayakan sorgum di
wilayah tanah kering. Sorgum yang memiliki kandungan gizi tinggi ini telah menjadi
pilihan makanan pokok warga setempat.

Selain itu telah dikemas dan didistribusikan
ke pasaran dalam rupa produk sereal dan beras sorgum, dengan informasi nilai gizinya
ini, Lemak: 2,80%, Protein: 9,84%, Karbohidrat: 76,34%, serat Pangan: 6,72%,
Antosianin: 46,19% dan Energi: 369,90 Kkal/100gr. Sorgum dan kelor dapat menjadi
pangan lokal demi menopang kualitas kesehatan warga di masa pandemi ini.


2. Selain sorgum dan kelor, perlu adanya variasi atau tambahan pangan lokal guna
mencapai gizi yang lengkap dan seimbang. Oleh karenanya perlu adanya pengadaan
bank benih baik di desa maupun kota demi menunjang kebutuhan keluarga dalam
mengelola kebun mereka. Bagi keluarga yang tak memiliki lahan kebun dapat
berinovasi melalui sistem tanam hidroponik.


3. Perlu adanya influencer lokal yang menjadi role model pemanfaatan pangan lokal.
Influencer ini bisa dari kalangan milenial ataupun sebuah keluarga yang dapat menjadi
panutan bagi masyarakat umum.

Seperti Christian Dicky Senda yang meramu
panganan lokal menjadi “sirup prebiotik” yang kaya khasiatnya, teristimewa bagi daya
tahan tubuh lalu menggungahnya di
Instagram pribadinya: @dicky.senda.  Para influencer ini pun mesti giat mengkampanyekan pola hidup sehat dan protokoler
kesehatan di masa pandemi ini.


4. Media massa baik cetak maupun digital perlu mempublikasikan kisah-kisah inspiratif
dari para tokoh lokal NTT dalam perjuangan mereka mengatasi Covid-19 melalui
budidaya pangan lokal. Contohnya Maria Loretha yang selama ini memelopori gerakan
budidaya sorgum yang secara khusus giat memperkenalkan manfaat sorgum dalam
peningkatan gizi selama masa pandemi ini.


5. Pemerintah mesti bekerja sama dengan para pegiat panganan lokal, lalu mengadakan
diskusi/pertemuan atau kegiatan sejenisnya secara virtual agar dapat mengedukasi para
warga, khususnya kalangan milenial NTT demi cepatnya pengentasan Covid-19.

Oleh Yoseph Boli Bataona-Hp/WA: 082340211735; 

IG: @yose.bataona; Blog: www.putralomblen.com

Post a Comment for "Pemanfaatan Pangan Lokal demi Kesehatan Berkualitas di Tengah Pandemi Covid-19"