Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Santapan Sabda Minggu VI B, 14-02-2021: Menghilangkan Kenajisan dan Meyembuhkan




Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero - Pusat Pelayanan Kerasulan Kitab Suci) Provinsi SVD Ende

Santapan Sabda Minggu VI B, 14-0202021: Menghilangkan Kenajisan dan Meyembuhkan

Saudara-saudari kita yang meninggal karena Covid-19 dikuburkan dengan protokol dan bukan di pekuburan umum, tidak diurus oleh keluarga.

Umat Allah dalam Kristus. Kitab Suci Perjanjian Lama khususnya kitab Imamat sejak Musa dan Harun mengucilkan artinya melarang orang kusta untuk hidup bersama orang lain. Lebih lagi orang kusta itu harus berpakaian cabik-cabik, rambut tidak diurus, tutup mukanya dan terus berseru: najis, najis. Dengan itu orang kusta juga tidak bisa berkumpul dan berdoa bersama saudara-saudarinya yang lain. Ini disebut ‘eks-komunikasi’ artinya dilarang berhubungan dengan siapapun.

Penyakit kusta dianggap sebagai akibat dosa. Pemazmur menyebut berbahagia orang yang diampuni pelanggaran dan dosanya. Allah yang ampuni semua itu adalah juga Allah penyembuh penyakit termasuk penyakit kusta. Maka orang benar dan jujur yang sudah diampuni dosa dan salahnya itu bersorak memuji Tuhan karena dibersihkan jiwanya dan badannya disembuhkan sekaligus, bersama-sama.


 

Selama hidupnya Yesus bertemu banyak orang sakit terlebih sakit kusta, sakit yang sangat ditakuti karena selain anggota badan bisa terlepas dan jatuh begitu saja  dan karena ilmu kedokteran waktu itu belum maju maka disangka penyakit kusta berjangkit.

Yesus tidak hanya tetap menyembuhkan orang pada hari Sabat walaupun hukum melarang tetapi Yesus juga melanggar hukum karena mendekati dan mengijinkan orang kusta berlutut di depan Yesus. Orang kusta meminta kemauan dan kemampuan Yesus menyembuhkan. Yesus mengabulkan keduanya: Yesus mau dan Yesus dapat menyembuhkan. Lalu Yesus meminta orang itu mengikuti hukum yaitu pergi kepada para imam meminta penyelidikan dan penegasan para imam itu tentang kesembuhan sekaligus orang itu membawa persembahan karena dia sudah tidak najis lagi, orang itu sudah tahir artinya dia sudah bisa beribadat juga bersama orang lain. Orang itu menyebarkan berita tentang penyembuhannya maka Yesus sepertinya putuskan hubungan dengan orang lain tetapi orang yang tetap mencari Yesus pasti mengalami kesembuhan badan dan jiwa.

Paulus menyampaikan kepada umat Korintus bahwa dalam hidup setiap hari ada kelompok Yahudi, Yunani dan yang lain. Dalam bergaul termasuk makan dan minum umat tidak boleh saling mengucilkan, memutuskan hubungan hidup dengan orang lain. Semua orang bersama-sama hendaknya memuliakan Allah dan tetap hidup bersama orang lain seperti yang Paulus lakukan supaya semua orang selamat badan dan jiwa.

Umat Allah dalam Kristus. Dalam hidup kita setiap hari selalu ada kemungkinan dan kesempatan untuk menolak orang lain, tidak menerima sesdama dalam hidup bersama bahkan sampai berbuat jahat kepada sesama. Yesus yang melihat itu memberi kita Santapan Sabda Allah dan meminta kita melihat pengalaman dalam Kitab Suci khususnya kitab Imamat dan Mazmur terlebih apa yang Yesus buat sendiri dengan menerima semua orang sakit, orang kusta atau siapapun saja yang terpinggirkan, dikucil. Demikian juga Paulus belajar dari pengalaman Kitab Suci dan apa yang Yesus lakukan lalu berjuang sampai berhasil untuk lakukan bersama umat di Korintus. Kiota juga hendaknya demikian.

Yesus memberi Santapan Tubuh-Darah Yesus sendiri untuk kita yang Yesus sudah sembuhkan badan dan jiwa: seluruhnya. Dengan itu kita diminta untuk punya kemauan dan kemampuan untuk menerima semua orang, turut menghilangkan kenajisan, menyembuhkan, menyelamatkan.

 


Post a Comment for "Santapan Sabda Minggu VI B, 14-02-2021: Menghilangkan Kenajisan dan Meyembuhkan"