Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Belajar Sukses pada Petani Desa Wureh

Belajar Sukses pada Petani Desa Wureh 

Oleh Astuti Karwayu

Foto: Astuti Karwayu
 

D

alam situasi hidup sekarang ini, banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Banyak mahasiswa-mahasiswi yang setelah tamat dari bangku perguruan tinggi, juga tidak kalah untuk bersaing menyandang gelar ASN tersebut – memang itu tidak salah. Di sisi lain, banyak pemuda-pemudi desa yang hanya berbekal pendidikan SD, SMP, dan SMA, sedang damai untuk beradu nasib di bawah panas matahari dan dinginnya guyuran hujan.

Dari kedua aktivitas di atas, sesungguhnya yang dicari adalah kesuksesan. Menjadi petani adalah pilihan terbaik dari sebagian orang muda yang notabene berpendidikan SD-SMA, yang masih berdiam diri di desa.

Di desa saya, di Wureh, Adonara Barat, Flores Timur, hampir semua kepala keluarga berlatar belakang profesi sebagai petani. Toh kelihatannya kehidupan mereka layak dikatakan cukup. Ekonomi keluarga bahkan Pendidikan anak-anak adalah hasil dari perjuangan mereka di bawah panas matahari dan dinginnya guyuran hujan.

Sebagai petani hortikultura, petani-petani di desa saya, menggunakan sistem rotasi tanaman. Hingga tidak jarang jika pada saat musim kemarau adalah saat yang paling tepat untuk memanen rezeki. Saat ini, para petani lagi asyik memanen jagung dan menunggu padi yang masih mulai berbulir hingga pada waktunya untuk menuai.

Setelah musim panen padi pada kisaran bulan April, petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk menanam sayur-sayuran. Adapun beberapa jenis sayuran yang biasa ditanam, yaitu: beberapa jenis sawi, kangkung, bayam, kol, kacang panjang, buncis, terung, mentimun, peria, tomat, selada, lombok, bawang merah dan bawang tuk-tuk (sejenis bawang merah tapi berukuran lebih besar).

Dengan kondisi lahan yang berukuran 50x10 m2, petani mampu mengelolahnya untuk menjadi lahan yang menghasilkan uang. Dengan sistem rotasi tanaman, lincah dalam membaca pasar dan juga kualitas sayuran yang terpercaya, petani-petani di desa saya mampu menghasilkan keuntungan setiap musim panen.

Mereka menanam sayur sesuai dengan minat para pembeli yang ada di pasar. Selain di jual di pasaran lokal, ada juga yang menjual hasil tanamannya melalui media online, sehingga lebih banyak sayuran yang mestinya dijual di pasar, sudah laku terjual mulai dari rumah. Selain itu ada juga pembeli yang lebih berminat datang di lokasi sawah milik petani.

Selain harganya yang murah meriah, para pembeli juga disuguhkan pemandangan yang indah dengan latar belakang  hijaunya sayur milik petani-petani sawah, sehingga tidak jarang jika banyak pembeli yang tertarik untuk berpose sebagai kenangan.

Selain orang tua, banyak orang muda juga yang tertarik dengan profesi ini. Mereka bekerja untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarga dan juga membantu biaya Pendidikan adik-adik mereka atau bahkan Pendidikan mereka sendiri. 

Biasanya pada musim panen tiba, pada hari minggu anak-anak muda di Desa saya berkumpul bersama untuk menikmati sebotol atau bahkan lebih minuman keras khas anak kampung yang biasa disebut arak. Mereka berkumpul gelas taputar bukan berarti mereka pemabuk, tapi itu hanyalah pengganti lelah setelah 6 hari berjuang di bawah panas matahari dan dinginnya guyuran hujan.

Sukses memang tidak harus berdasi. Yang terpenting adalah kita tekun, sabar, mencintai pekerjaan kita dan juga harus pandai mengelolah kemampuan kita agar bisa menjadikannya berarti. Banyak petani yang sukses membangun rumah, membeli kendaraan pribadi, membiayai Pendidikan anak hanya bermodal sebidang lahan.

Jangan malu menjadi petani. Bersyukurlah karena adamu menjadi makanan untuk orang lain.

   SALAM…. 

 

 

Post a Comment for "Belajar Sukses pada Petani Desa Wureh "