Imapen Gelar Webinar Bertema Melestarikan Lingkungan Hidup Nai’Benu
Imapen
Gelar Webinar
Bertema Melestarikan
Lingkungan Hidup Nai’Benu
Ikatan
Mahasiswa dan Pelajar se-Kecamatan Nai’Benu (Imapen) mengadakan webinar dengan
tema Melestarikan Lingkungan Hidup Nai’Benu pada Kamis (11/3/2021). Narasumber webinar ini ialah Dr. Frederikus Fios,
S.Fil., M.Th, dan Dr. Nikolas Nik, S.P., M.Si.
Hadir
juga pada kesempatan ini Bapak Kamilus Elu, Staf Ahli Basuki Thahaja Purnama (Ahok) saat
di DPR RI, Staf hukum dan Pengaduan Masyarakat di Balkot DKI Jakarta era
Gubernur Ahok, Dr. Tri Wahyu Retno Ningsih, Staf Pengajar pada Universitas
Gunadarma.
Kegiatan
ini merupakan salah satu aktus menghidupkan spiritualitas ekologis kaum muda
dan upaya revitalisasi wawasan masyarakat Nai’Benu perihal pelestarian
lingkungan hidup.
Menjadi
Manusia Ekologis
Dr.
Fredi Fios, dalam ulasannya, menjelaskan secara komprehensif tentang diskursus
Covid-19, kemanusiaan dan lingkungan dalam perspektif Pancasila. Menurutnya,
kemanusiaan dalam perspektif Pancasila adalah manusia yang adil. Kemanusiaan
yang adil mesti termanifestasi dalam tindakan menghormati orang lain, bertindak
adil, bersikap sopan dan santun, serta menghargai perbedaan pendapat.
Refleksi
tentang kata ‘adil dan keadilan’ tidak hanya seputar Hak Asasi Manusia (HAM), melainkan
mesti sampai pada hak untuk melestarikan lingkung hidup. Manusia harus
menjadikan alam sebagai subjek moral.
Selanjutnya,
Dr. Fredi Fios menegaskan bahwa pembangunan dalam kehidupan bermasyarakat mesti
didasarkan pada prinsip bonum comunne atau
kebaikan bersama. Artinya, setiap pembangunan dalam kehidupan bermasyarakat
seyogianya menjawab kebutuhan masyarakat.
Dalam
kaitan dengan diskursus tentang Covid-19, ia menjelaskan bahwa dampak Covid-19
terhadap lingkungan hidup justru sangat positif. Eksistensi Covid-19 mesti dimaknai
sebagai momen pemulihan lingkungan hidup.
Pada
akhir kegiatan ini, Dr. Fredi Fios mengajak para peserta webinar untuk menjadi
manusia ekologis dengan gemar melestarikan alam lingkungan.
Pertanian
dan Upaya Mengendalikan Hama Belalang
Sementara itu, dalam pemaparannya, Dr.
Niko Nik menjelaskan bahwa pada umumnya ada dua faktor yang sangat memengaruhi
aktivitas pertanian di wilayah Kecamatan
Nai’Benu, yakni curah hujan yang rendah dan serangan hama belalang.
Menurutnya,
wilayah Kecamatan Nai’Benu termasuk wilayah yang rentan terhadap serangan
belalang kembara. Upaya untuk mengendalikan hama belalang dapat ditempuh
melalui dua cara, yaitu pengendalian secara hayati dan penggunaan bahan-bahan
kimia.
Pengendalian
secara hayati dapat menjaga dan tetap melestarikan lingkungan sedangkan
penggunaan bahan-bahan kimia berpotensi untuk merusak lingkungan termasuk
manusia.
Salah
satu poin penting yang ditawarkan oleh Dr. Niko Nik adalah penerapan sistem
berkebun tetap sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup. Menurutnya,
penerapan sistem berkebun dengan cara tebas-bakar berpotensi untuk merusak
lingkungan terutama di daerah dataran tinggi dan menengah seperti wilayah
Nai’Benu.
Hal
ini diafirmasi oleh Bapak Kamilus Elu bahwa selain sistem tebas-bakar, kebiasaan
memagar kebun juga berpotensi untuk merusak lingkungan. Karena itu, Bapak Kamilus dan Dr.
Niko Nik menegaskan bahwa penerapan pola pertanian tebas-bakar mesti dibarengi
dengan semangat reboisasi yang tinggi.
Upaya
untuk Berbenah
Selanjutnya, dalam pembicaraan tentang pelestarian
lingkungan hidup, Dr. Tri Wahyu menegaskan bahwa salah satu hal yang sangat
penting untuk
ditindaklanjuti adalah pendidikan ekologis pada anak
sejak dini. Artinya,
anak-anak yang akan bertumbuh menjadi generasi muda dan penerus bangsa dibekali
dengan pengetahuan yang memadai tentang ekologi.
Dengan
demikian, lanjutnya,
generasi
muda akan bertumbuh dan menjadikan alam sebagai partner hidup, bukan sebaliknya
menjadi objek yang hanya bisa dieksploitasi. Untuk mencapai tujuan ini, semua pihak, khususnya pemerintah, mesti mendukung kreativitas kaum muda
dalam upaya melestarikan lingkungan hidup Nai’Benu.
Penulis:
Legi Oki