Media Sosial dan Rasionalitas Manusia
MEDIA
SOSIAL DAN RASIONALITAS MANUSIA
Oleh Admin
Pengantar
Kehadiran media sosial
telah memberi gambaran bahwa manusia modern telah mengalami sebuah peradaban
baru yang serba canggih. Artinya, media sosial turut menyumbang perkembangan
manusia untuk menyempurnakan kehidupannya.
Bukan hanya dalam hal
positif, melainkan juga efek destruktif semakin marak terjadi. Dua macam efek
kontradiktif tersebut telah menggiring persepsi publik bahwa media sosial telah
memproduksi masalah bagi manusia, misalnya, hoax, pornografi dan berbagai
bentuk efek lainnya.
Namun, sesungguhnya
media sosial adalah hasil dari sebuah ciptaan manusia rasional untuk tujuan
kebaikan. Media sosial dapat mempermudah komunikasi manusia antarbudaya, negara,
agama, ras yang hidup terpisah tetapi bisa dihubungkan atau dijembatani melalui
komunikasi jarak jauh yang dihadirkan oleh media sosial.
Kreativitas manusia
bisa tersistimatisasi oleh kecanggihan yang ada dalam media sosial. Artinya,
media sosial mendorong manusia untuk semakin kreatif, inovatif dan produktif.
Semua nilai positif tersebut menjadi masalah jika manusia tidak mampu bersikap
positif dalam menggunakan benda mati itu.
Manusia secara kodrati
memiliki akal budi, maka sangat dituntut sikap rasional dan selektif dalam
menggunakan media sosil bukan sebaliknya menjadi budak di hadapan media sosil.
Jalan
Tengah
Kehadiran media sosial
sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas dalam menunjang kebutuhan hidupnya.
Dalam pendidikan misalnya, media sosial dapat memberi ruang bagi manusia untuk
memperluas ilmu pengetahuannya secara lebih mudah tanpa harus diajarkan oleh
guru di sekolah.
Sebagian besar
permasalahan global bisa diakses secara cepat melalui media sosial sehingga
manusia tidak merasa ketinggalan informasi terbaru. Tokoh-tokoh hebat dunia
bisa ditemukan dan dipelajari cara hidupnya melalui informasi-informasi yang
ada dalam media sosial.
Artinya, media sosial
mempunyai peran penting dalam segala lini kehidupan manusia. Manusia bisa
terdorong untuk membantu manusia lain yang menderita (imperatif moral) setelah
menerima informasi melalui media sosial sehingga nilai moral sangat relevan di
sini.
Namun, akan menjadi
catatan negatif jika manusia salah dalam menggunakan media sosial. Kebencian
dan akar perpecahan akan sangat subur jika ditayang melalui media sosial.
Moralitas akan tercoreng jika setiap kata atau tampilan media sosial berisi
ujaran provokatif, pornografi dan hal-hak negatif lainnya.
Akibat dari kehadian
media yang berisi hal-hal negatif membuat tujuan moral manusia gagal tercapai.
Pertandingan hoax muncul setiap hari
dan membuat perpecahan di tengah keharmonisan masyarakat. Hal tersebut
membuktikan bahwa rasionalitas manusia dalam menggunakan media sosial telah
terbelenggu oleh hawa nafsu dan kebencian.
Media sosial tidak lagi
menjadi instrumen pemersatu dan penyebar kebaikan tetapi telah dibalik menjadi
seperti senjata nuklir yang melukai orang lain dan hukum moralitas tercoreng.
Banyak kasus perpecahan ataupun kekerasan menjadi akibat dari penyalahgunaan
media sosial.
Oleh karena itu,
rasionalitas manusia sebagai makhluk tersempurna dari Tuhan harus sungguh-sungguh
merefleksikan dirinya sebagai subjek media sosial dan memiliki nurani moral. Media
sosial harus menjadi instrumen untuk mencapai tujuan moral yaitu kebaikan.
Artinya, tingkah laku
positif manusia harus dilihat juga melalui cara penggunaan media sosial. Maksudnya,
manusia mesti menggunakan nalar rasional dalam memakai media–yang baik dan buruk
mesti disaring agar tidak mengganggu nilai moral. Intinya adalah, manusia tidak
boleh menggunakan media karena ditopang oleh emosional melainkan oleh sebuah
penalaran rasional yaitu tentang baik dan buruk.
Kesimpulan
Tidak bisa dihindari
bahwa media sosial membawa dua dampak kontradiktif dalam kehidupan manusia.
Dampak positif menjadi tujuan utama manusia dalam bermedia sosial, maka
kecanggihan media sosial sangat dibutuhkan.
Artinya, manusia tidak
harus mempersalahkan eksistensi media sosial tetapi harus merefleksikan dirinya
sebagai subjek media bahwa media adalah sebuah kebutuhan. Dunia yang serba
modern sangat membutuhkan bantuan media sosial untuk memperlancar aktivitas
manusia khususnya dalam hal positif.
Kebutuhan yang semakin
meningkat akan media sosial menjadi satu alasan bahwa media sosial sangat
berguna dan relevan dengan kebutuhan manusia zaman ini. Selain itu, persepsi
publik bahwa media sosial mebawa dampak buruk bagi kemajuan moral manusia juga
menjadi sebuah alasan yang relevan.
Namun, sangat lucu jika
manusia menjadikan media sosial sebagai sumber kejahatan karena bagaimanapun
juga manusia adalah sumber dari kejahatan (subjek yang menciptakan kejahatan
lewat media sosial) itu sendiri yang direalisasikan melalui media sosial.
Untuk menyelesaikan dua
dampak media sosial tersebut, rasionalitas manusia sebagai makhluk bermoral
harus semakin aktif membaca situsai. Moral akan terganggu jika penggunaan media
sosial melanggar etika sosial dan kemapanan manusia lain. Pemahaman tentang
moral harus menjadi landasan dalam bermedia sosial sehingga manusia sebagai
subjek mampu menghayati moral melalui penggunaan media sosial. Tingkah laku
moral mesti juga diwujudkan melalui media sosial.