Berjuang Bersama Yesus di Tengah Badai Kehidupan
Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero – PPKKS (Pusat Pelayanan Kerasulan Kitab Suci) Provinsi SVD Ende
SANTAPAN SABDA MG XIIB: 20-6-21
Pada awal mula Roh Allah melayang-layang di atas air
purba. Allah juga me-misahkan air dari daratan, air bah, laut Merah, dan sungai
Yordan.
Umat Allah dalam Kristus. Bangsa Israel banyak kali
melewati bahaya di laut, di air. Begitu juga Ayub yang hidupnya ditimpa oleh
gelombang kesulitan dan penderi-taan yg sangat besar. Tetapi Allah membantu
sehingga Ayub selamat.
Demikian juga Pemazmur menyanyikan karya Tuhan yang
besar karena membantu Israel luput dari bahaya laut dan air.
Yesus di dalam keempat Injil berkuasa atas air yang
bergelora dan berbahaya. Yohanes berceritera bahwa Yesus berjalan di atas air
dan memperkenalkan diri-Nya sebagai: “Aku Adalah Aku” seperti Allah perkenalkan
diri kepada Musa di gunung Horeb, Sinai.
Dalam Matius, Yesus bersama para murid di dalam
perahu yang ada dalam bahaya ditenggelamkan oleh angin ribut yang besar. Tetapi
Yesus terlebih dahulu berbicara tentang iman para murid barulah di akhir
membuat danau menjadi tenang.
Sedangkan Markus dan Lukas brceritera bahwa
berhadapan dengan bahaya itu Yesus langsung tolong membuat danau menjadi
tenang. Baru pada akhirnya Yesus betanya tentang iman yang kecil dari para
murid itu.
Menurut Paulus kepada umat Korintus, Yesus mengalami
gelombang paling besar di dalam hidup-Nya yaitu mati di salib. Tetapi dengan
mati di salib itu Yesus membawa keselamatan untuk semua manusia dan seluruh
dunia.
Umat Allah dalam Kristus. Bangsa kita juga sering
menghadapi bahaya para teroris, juga perang saudara di wilayah kita, permusuhan
di dalam keluarga dan gelombang lain yg mmbahayakan hidup kita. Allah yang
berkuasa di atas bahaya air dan gelombang, Yesus yang membuat danau menjadi
tenang memberikan kepada kita Roh damai dan tenang.
Allah memberi kita Santapan Sabda Allah yang membuat
kita mampu bersama Allah mengatasi berbagai bahaya yang terjadi di dalam hidup,
di dalam keluarga dan masyarakat kita. Yesus yang mengalami bahaya gelombang
paling besar dalam penderitaan hingga mati di salib memberi kita Santapan
Tubuh-Darah Yesus sendiri supaya kita bisa bersama Yesus, supaya kita jangan
menciptakan ke-kacauan, gelombang di dalam hidup kita dan sekaligus berusaha
dan berjuang untuk membuat semua gelombang hidup itu menjadi tenang.
Kita berdoa untuk negara-negara yang sedang
berperang seperti Palestina dan Israel yang adalah saudara kembar, juga di
Indonesia sampai ke keluarga dan lingkungan kita sehingga kita hidup dengan
tenang dan damai, berbakti kepada Tuhan dan mengusahakan kebaikan kita masing-masing
dan kita bersama-sama.
Oleh P. Simeon Bera Muda, SVD