FREN Gelar Kegiatan Pelatihan Kreativitas Pengolahan Barang Bekas di Adonara
RAKATNTT.COM - Yayasan
Flores Children Develophment atau disingkat dengan FREN adalah sebuah lembaga yang
peduli dengan kepentingan terbaik anak. Lembaga yang bernaung di bawah Child Fund Indonesia ini memiliki tiga wilayah dampingan yaitu
kabupaten Flores timur, Kebupaten
Sikka dan kabupaten Ende.
Untuk wilayah kabupaten Flores
Timur, FREN memiliki tiga titik wilayah misi yaitu Kecamatan Adonara Barat, kecamatan Wotan Ulumado dan Kecamatan Solor Timur. Dari beberapa
program unggulan FREN, PKHLK atau Pendidikan Kecakapan Hidup dan Literasi
Keuangan merupakan salah satu program unggulan yang digagas oleh FREN pada tingkatan
usia anak 6-14 tahun.
Karena kecintaan terhadap
kepentingan terbaik anak, pada Selasa,
(1/2/2022), di kantor Desa Tobilota,
bertepatan dengan Tahun Baru Imlek, yang adalah liburan nasional yang
seharusnya anak bermain atau belajar bersama keluarga di rumah. Namun, FREN memanfaatkan ini
untuk berbagi bersama pendamping PKHLK dan juga fasilitator sebaya yang ada di setiap Lopo Cerdas di
wilayah kecamatan Adonara Barat
dan Kecamatan Wotan Ulumado, dengan menghadirkan
narasumber untuk berbagi pengalaman terkait kreativitas dalam pengelolahan
barang bekas.
Ibu Fransiska Vera Damawanti,
sebagai narasumber dalam pelatihan kreativitas pengelolahan barang bekas.
Wanita kelahiran Larantuka, 06 Maret 1983 ini, adalah seorang pengusaha rajutan
yang cukup terkenal saat ini (Rajutan Oa) memiliki segudang pengalaman dalam
dunia usaha. Beliau tidak hanya sebagai pengusaha, tetapi beliau juga bergabung
dengan FTBM Flotim atau Forum Taman Baca Masyarakat Flores Timur yang saat ini
mengambil posisi dan tanggung jawab dalam bidang ekonomi kreatif FTBM Flotim.
Lopo cerdas adalah salah satu wadah
dari sekian banyak sarana yang disiapkan agar anak bisa belajar. Ada sekian
banyak kegiatan yang dirancang oleh fasilitator untuk belajar dan bermain
bersama anak di Lopo cerdas. Salah satunya adalah usaha sosial dan finansial.
Di sini
anak dilatih untuk menjadikan lingkungan sekitar sebagai sarana untuk
menghasilkan uang, misalnya pengelolahan barang bekas. Ketika berjalan di
sekitar bantaran sungai atau pesisir pantai kita melihat bahwa ada sekian
banyak sampah bekas yang pada akhirnya terbuang percuma. Minimnya sumber daya
manusia membuat kita tidak bisa memanfaatkan peluang itu untuk menghasilkan
uang.
Melihat kondisi ini, FREN mengambil
satu langkah agar generasi muda Flores Timur,
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berguna untuk dijadikan uang.
Ibu Vera Korohama, dalam kegiatan pelatihan kreativitas pengelolahan barang
bekas, mencoba meng-update
beberapa pengetahuannya kepada beberapa anak yang adalah fasilitator sebaya di
Lopo cerdas wilayah Kecamatan
Adonara Barat dan Kecamatan Wotan Ulumado. Ada gelang dari
benang, tali masker dari benang, anting dari kain percah dan dompet dari kain
percah dan dos susu bekas.
Minimnya pengetahuan membuat kita
tertipu oleh segala jenis tawaran yang notabene adalah hasil karya orang lain
yang berada di luar daerah kita. Toh kita sendiri bisa menghasilkan. Ahhhhhh
yang mestinya dibutuhkan masyarakat Flores timur saat ini adalah pembangunan
sumber daya manusianya. Terkadang kita lebih mementingkan pembangunan fisik.
Mental instan kita yang seharusnya kita benah. Kita adalah generasi muda, kita
sama-sama makan nasi, toh kenapa kita tidak bisa menghasilkan karya kita
sendiri. Kita punya beragam budaya lokal, kita masih punya banyak sumber daya
alam yang utuh. Kita hanya butuh memperdalam pengetahuan kita untuk bisa
bergerak melihat kondisi di lingkungan kita masing-masing sebagai sarana untuk
menghasilkan uang.
Sebagai pribadi yang adalah
generasi muda, saya sangat berterima kasih kepada Yayasan FREN yang sudah
berpikir dan berbuat demi kepentingan terbaik anak di kabupaten Flores Timur. Mungkin tidak
semua anak bisa merasakan pengalaman menarik belajar bersama Ibu Vera Korohama
yang adalah narasumber dalam kegiatan pengelolahan barang bekas, tetapi seperti
yang dikatakan saya dalam paragraf ketiga di atas, anak yang adalah fasilitator
sebaya yang diutus dari setiap setiap Lopo Cerdas, wajib bertanggung jawab
untuk mentransferkan ilmu yang didapat dalam kegiatan pelatihan ini. Ilmu tidak
akan berkembang jika dinikmati sendiri. Syalom…
A.
KARWAYU