Memupuk Silaturahmi Antar Alumni MAWU Kupang
(Rajutan Tiga Benang Merah dalam Postur Organisasi)
RAKATNTT.COM - Organisasi
Himpunan Mahasiswa Uyelewun Kupang (MAWU) berdiri sejak 22 Mei 1985, sebuah
bentangan jalan panjang akan menggapai usia 37 tahun sebulan ke depan. Tidak
sedikit alumni yang diorbitkan dari rahimnya, menyebar seluruh lembaga
pemerintah dan swasta baik fertikal maupun Otda dari Provinsi hingga Daerah.
Sebuah kebanggaan yang cukup diapresiasi kepada Organisasi tersebut, karena
hingga detik ini masih memiliki ruh untuk bergerak menuju harapan.
Organisasi ini berada
di pusat provinsi yang mengakomodir putra-putri yang berasal dari Kedang,
Kabupaten Lembata maupun simpatisan luar/para insan yang memiliki hubungan
darah dengan MAWU. Mereka seatap bergelut dan bercerita hingga membuahkan
deretan amunisi untuk berkarya, walaupun titik kumpul (Sekret) masih bernomaden
dari satu dinding ke dinding yang lain. Itulah MAWU dengan keberadaan kekinian
namun tetap solid dalam berkiprah.
Tiga benang merah yang
melekat pada tiap nadi alumni masih berdenyut aktif. Dari proses pengkaderan,
perjuangan hingga pengabdian. Terus mencari titik kuat signal perubahan,
walaupun tertatih dalam memeroleh sebuah perubahan. Tiga benang merah tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kulturalitas yang merupakan
kesamaan dan persehatian dalam membangun budaya peradaban. Orang Kedang kaya akan
budaya dan adat istiadat. Hal ini terus menghujam dalam diri setiap anggota MAWU,
karena keyakinan pada kisah Dorong Dopeq
wilayah (Transmigrasi) dari Leu Tuan Auq
Miteng hingga ke Waq Buyaq Ero Weheq yang sampai saat ini, orang Kedang
mendiami seputaran kaki gunung Uyelewun. Kekulturan ini penting dijadikan landasan,
karena Alumni sadar betul bahwa kita adalah satu kesatuan yang utuh tidak bisa
terkotak kotak dalam bingkai interaksi sosial. Galeka Bote Bei, A Ihin Dokeq Lurin. Itulah asas kultur sebenarnya.
2. Fraternitas
merupakan fondasi kehakikian persaudaraan. Persaudaraan MAWU Kupang hadir tanpa
sekat batasan. Karena kita tau dan sadar betul bahwa orang Kedang berasal dari
satu rumpun yang sama. Persaudaraan diikat dengan adat Binen Reiq Bele, Nare Reiq Pae. Bahwa klan/marga memiliki tugas
serta tanggung jawab yang sama, tidak membedakan ideologi pikiran ataupun yang
lainnya. Sehingga solidaritas orang Kedang tetap terlestari hingga dimanapun.
Persaudaraan adalah anjuran Bangsa dan
Agama, sehingga fraternitas menjadi dasar berkumpul tanpa ada perbedaan di
organisasi tersebut. Tein Peting Lotaq
Lotaq, Nawal Howeq Mawu Mawu. Dalam berorganisasi, MAWU sering kedepankan
kesepahaman tidak ada sekat baik wela maupun Wata.
3.Intelektualitas. Sebagai
alumni dalam berasa harus berintelektual yang mumpuni karena tanpa hal tersebut,
maka kita akan terpuruk dan menjadi asing ketika proses pengabdian sosial di tengah
pergolakan jaman. Berorganisasi dapat membentuk karakter individu dan sosial.
Dan akan berdampak luas kebaikan-kebaikan dari hasil pergumulan tersebut.
Kedigdayaan berpikir, proses bersolusi menjadi harapan emas Leu Auq, karena
kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan hari ini kapan lagi? Auq Bua Sorong Bahi Bale Leu Reiq Te Kahin.
Malam ini mari kita
merajut diskusi online dengan Tema, Temu Kangen Merajut Silaturahmi Alumni
Membangun Memori.
Momentum ini sangat
linier dengan suasana saat ini, yakni menyongsong Bulan Ramadhan 1443 Hijriyah
bagi ummat Islam, dan menyambut Pesta Paskah ummat Katolik. Merajut silaturahmi
antar sesama adalah penggilan semesta. Dan patut digalakan tanpa terbatas
waktu.
Akan hadir sosok sosok
briliant dalam rajutan sua ini, bagaimana membangun memori, sebagai landasan
pacu menuju sebuah mimpi besar dalam himpunan.
Syahril Kamarudin Sosok
tegas dalam berargumen bidang pertanian (Tadiq Hoyaq Miwaq Hepuq); ada Gaspar
Apelaby advokat muda dalam membela kebenaran (Hueq Wowo Kahiq Euq), Markus
Murin seorang Ekonom handal (Ola Kahin biheq dukaq); Muhammad Mamaq, figur muda
cerdas berdesa (Toang Kopaq Banger Raya), Sadam H. Kasman pegiat dan pemerhati
sosial (Doq Keu Pan Bale, Mawu Papun hoyan Lata).
Mereka ini yang akan
mengisi dialogis online. Yang merupakan kerinduan untuk kembali mengisahkan
masa lalu dan bangkitkan memori kemajuan di tubuh alumni. Besar harapan ada
oleh-oleh yang bisa dikonsumsi usai majlis cerdas ini.
Sudarjo Abd Hamid
Penulis buku Goresan
Syair Dari Negeri Ikan Paus.