Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Suasana di Paheng Wa' dan Rasa Kecewa Warga atas Kunjungan Pj Bupati Lembata

 

 

Suasana warga berdiskusi dengan Kades Mampir dan Tobotani (foto Emang Ubuq) 

RakatNtt.com - Minggu, 12/3/2023, area calon wisata Paheng Wa', Desa Tobotani, Kecamatab Buyasuri, Kabupaten Lembata, berubah menjadi anjang balap-balapan dan resing oleh kelompok anak muda, yang menimbulkan keresahan warga pengunjung.  

Suasana paska kunjungan Penjabat Bupati Lembata itu, nyaris memicu keributan karena warga merasa sangat terganggu dengan aksi kenakalan remaja yang lepas kontrol dari panitia. 

Berdasarkan pengamatan media, di sana-sini, terjadi diskusi liar antar warga yang kesal akan acara kunjungan Penjabat Bupati yang tidak sesuai rencana.  

"Kami dijanjikan oleh panitia untuk hadir dan terlibat sesi dialog dengan Penjabat Bupati. Tapi pak Penjabat justru datang sebentar dan pulang tanpa pamit dengan kami," jelas bapak Haming, salah seorang warga desa Mampir, pemilik lahan hamparan Paheng Wa'.  

Sesuai pengamatan di lapangan, rupanya terjadi perubahan lokus acara penerimaan yang awalnya terpusat di Paheng Wa', dialihkan ke situs wisata Desa Bean. 

Warga merasa dikibuli oleh Camat Buyasuri dan para Kepala Desa, yang datang meminta pemilik lahan Paheng Wa', membuka jalan masuk dan menyiapkan segala fasilitas pendukung di lokasi calon wisata tersebut.  

"Pak Camat dan beberapa Kepala Desa, meminta kami membuka palang jalan masuk, yang selama ini kami tutup. Tanaman jagung dan kacang dibabat demi langgengnya acara kunjungan orang nomor satu Lembata itu," keluh bapa Haming.  

Warga pemilik lahan, yang mayoritasnya warga Desa Mampir, membanjiri area calon wisata tersebut, karena janji Pak Camat Buyasuri untuk bertemu dan berdialog dengan Penjabat Bupati Lembata. Warga merasa terhibur pada awalnya, berharap kunjungan dan dialog ini dapat mengakhiri fenomena klaim-mengklaim hak kelolah wisata Paheng Wa'.  

Namun lagi-lagi, warga kecewa karena kedatangan Penjabat justru sekedar foto-foto sebentar dan terus pulang tanpa pamit.  Suasana tegang ini, kemudian ditenangkan oleh Kepala Desa Tobotani dan Mampir.  

"Demi kebaikan bersama, untuk sementara area wisata Paheng Wa', dibersihkan dari semua tanda-tanda pengklaiman. Jalan masuk ditutup untuk umum sampai batas waktu yang belum dipastikan," demikian kutipan arahan dari Kepala Desa Tobotani dan Mampir.  

"Hal ini terpaksa dilakukan demi mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan. Kami(Pemdes Tobotani) sedang mengupayakan rencana yang lebih terukur untuk mengendalikan pengembangan wisata Paheng Wa," lanjutnya. 

Suasana kebisingan suara sepeda motor yang marak balap-balapan di area wisata itu, kemudian disuraikan oleh warga atas arahan Pemerintah ke dua desa tersebut.

Hingga menjelang sore, warga membubarkan diri secara suka rela, kendati diliputi kekecewaan. Area calon wisata Paheng Wa', memang rutin menjadi anjang balap-balapan dan resing anak-anak muda, setiap hari libur. 

Potensi tawuran antar kelompok anak muda, pernah terjadi lantaran tidak ada upaya pengendalian yang terukur dari Pemerintah.  Pesona pantai yang indah ini, justru menyimpan sekian banyak ketidaknyamanan, karena luput dari perhatian Pemerintah.  Sengketa klaim penguasaan lahan dan hak kelolah, ibarat api dalam sekam. ***

(Eman Ubuq) 

Post a Comment for "Suasana di Paheng Wa' dan Rasa Kecewa Warga atas Kunjungan Pj Bupati Lembata"