Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

KTI Syarat Kelulusan Siswa SMA: Langkah Maju atau Sekadar Show?

 



RakatNtt.com – Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai salah satu syarat kelulusan siswa tingkat SMA di Lewoleba, Kabupaten Lembata, patut didukung penuh. Dari KTI, kita bisa mengetahui seberapa luas kualitas pengetahuan siswa tentang sebuah masalah. Selain itu, dari KTI, kita bisa mengetahui kualitas siswa dalam mengurai atau menulis  sebuah persoalan secara baik mulai dari segi bahasa yang benar. Dengan demikian, maka penulisan KTI patut didukung penuh.

Namun demikian, kita juga mesti melihat secara serius kualitas proses penulisan KTI sehingga tak hanya sekadar show atau asal bapa senang. Kecurigaan ini menjadi tanggung jawab para guru. Artinya, KTI yang dibuat oleh para siswa mesti dikoreksi secara mendalam oleh para gurunya, mulai dari bahasa, tata cara, penulisan referensi dan substansi pembahasan.

Terkait dengan hal ini, para guru dan siswa mesti juga mencintai dan menghidupi literasi, khusunya membaca dan menulis. Jika tidak, penulisan KTI hanyalah gagah-gagahan yang menonjolkan popularitas bukan kualitas. Menulis KTI mesti dimulai dari proses yang paling awal yakni membaca. Tanpa membaca, jangan paksakan diri untuk menulis KTI! Membaca menjadi tugas siswa dan guru. Guru yang tidak membaca banyak informasi tak layak menjadi pembimbing KTI juga siswa yang tak rajin membaca tak perlu buang waktu menulis KTI; lebih baik Anda bernyanyi saja. Sebab menulis KTI membutuhkan proses yang panjang bukan menjelang ujian akhir.

Perpustakaan sekolah

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lembata telah membuat program Perpustakaan Masuk Sekolah. Tentu saja bahwa program ini datang dari hasil survei lapangan tentang kualitas Perpustakaan di sekolah-sekolah yang ada di Lembata. Kurangnya persediaan buku-buku di perpustakaan sekolah, maka dari Dinas terkait langsung membuat program kreatif yang sangat kontekstual.

Kehadiran program ini mesti menjadi catatan reflektif bagi sekolah bersangkutan, apalagi bagi SMA yang setiap tahun membuat program penulisan KTI. Perpustakaan sekolah menjadi dapur yang mesti disiapkan dengan segala perabotnya. Perpustakaan sekolah mesti menyiapkan buku-buku sumber yang valid agar mampu menghidupkan nafas literasi di sekolah.

Tak hanya itu, mesti juga didorong kegiatan-kegiatan kreatif literasi di sekolah maupun antarsekolah, misalnya pertukaran Majalah Dinding antarsekolah atau lomba penulisan artikel ilmiah –seperti misalnya ada lomba bola voli antarsekolah yang hampir setiap tahun selalu diadakan. Dari kegiatan-kegiatan seperti ini, proses demi proses bisa dilalui dengan baik hingga tiba waktunya para siswa menghadapi KTI. Sebab KTI bukanlah proses singkat, ia lahir dari proses yang panjang. Dari kualitas proses kita bisa merasa puas dengan kualitas hasil.

Post a Comment for "KTI Syarat Kelulusan Siswa SMA: Langkah Maju atau Sekadar Show?"