Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Karang Taruna Desa Tidak Hanya tentang Kerja Bakti

 

Ilustrasi kerja bakti


RakatNtt – Peran Karang taruna di Desa sangat strategis membantu mengembangkan potensi anak muda. Karang taruna juga bisa menjadi mitra Pemerintah Desa dalam meringankan kerja membangun Desa. Salah satu peran yang sering diemban kepada Karang taruna adalah kerja bakti.

Bakti membersihkan rumput liar pada badan jalan atau Lorong-lorong di Desa; bakti membersihkan sampah di Desa juga kegiatan lain yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan misalnya penghijauan di wilayah seputar mata air.

Tak hanya itu, Karang taruna juga berperan mengembangkan potensi anak muda pada bidang olahraga. Kira-kira dua hal tersebut yang terlihat menonjol diambil alih oleh Karang taruna di setiap Desa.

Pertanyaannya; apakah masih ada peran lain yang mestinya dilakukan oleh Karang taruna Desa? Tentu sebagai kumpulan anak muda, Karang taruna tidak sebatas pada kerja bakti dan olahraga. Ada harapan lain yang bisa mendorong Karang taruna untuk lebih kreatif dan inovatif.

Saya coba memberikan dua peran baru yang menjadi alternatif untuk menghidupkan Karang taruna di Desa.

Pertama, Ekonomi

Sering disebut kegiatan mencari dana. Tentu hal ini bukan sesuatu yang asing. Karang taruna di setiap Desa juga sering melakukan kegiatan kreatif yang mendatangkan uang. Dengan kebebasan penuh, mereka bisa melakukan apa saja untuk menghasilkan uang–intinya tidak mencuri!.

Dalam kaitan dengan hal pertama ini, saya coba menawarkan kegiatan kreatif untuk mendukung ekonomi kelompok anak muda ini yakni memproduksi minyak kelapa.

Sebagaimana kita ketahui, di Lembata, sebelum hadirnya minyak goreng bimoli, Masyarakat menggunakan minyak kelapa sebagai kebutuhan dapur.

Namun, kehadiran bimoli telah menggantikan minyak kalapa yang diproduksi secara tradisional. Dengan potensi banyaknya kelapa di Lembata–khusus untuk Desa-desa yang potensial kelapa–memproduksi minyak kelapa adalah salah satu alternatif uang.

Misalnya, Karang taruna bekerja sama dengan Pemerintah Desa dan masyarakat membuat semacam aturan agar warga Desa wajib membeli minyak kelapa buatan Karang taruna. Kesepakatan bersama ini tentu didahului dengan duduk omong bersama.

Jika masyarakat sepakat mendukung kerja-kerja mendatangkan uang seperti ini, ada harapan anak-anak muda dalam tubuh Karang taruna akan dibantu untuk berkembang dan mengurus dirinya sendiri.

Kedua, Diskusi Kampung

Hidup bersama di sebuah Desa sudah pasti tak terlepas dari fenomena konflik sosial yang sering bertumbuh tanpa Solusi. Bahkan seringkali kita menemukan Pemerintah Desa lalai untuk menyelesaikan persoalan masyarakatnya sendiri. Pemdes menggantung masalah dan menjadi beban untuk generasi mendatang.

Menghadapi hal demikian, anak-anak muda Karang taruna didororong untuk menjadi penengah, bukan memihak secara buta. Salah satu jalan yang mesti ditempuh yakni mengadakan diskusi kampung. Anak-anak muda mulai belajar untuk berdiskusi tentang kampungnya, misalnya pada hari Sabtu sore atau akhir pekan. 

Tema yang dibahas bisa bervariasi, salah satunya adalah anak-anak muda, melalui forum diskusi berpikir untuk menyelesaikan persoalan yang mengganggu keharmonisan dikampung. Diskusi seperti ini, kemudian melahirkan sebuah rekomendasi untuk disodorkan kepada Pemerintah Desa. 

Jika ditemukan ada masalah yang sengaja digantung oleh Pemdes misalnya, Karang taruna mestinya bersuara kritis mendesak untuk diselesaikan agar tidak menjadi beban untuk generasi berikutnya.

Hal yang sama misalnya tentang tawuran remaja. Karang taruna juga bisa merefleksikan masalah konflik antarremaja kampung ini melalui diskusi bersama, tentu dengan tujuan supaya menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.

Tema diskusi lainnya misalnya, mengundang narasumber tertentu untuk bincang bersama tentang apa saja, misalnya budaya, lingkungan, potensi diri, latihan kepemimpinan juga hal yang penting adalah soal literasi.

Dengan beragam latar belakang yang dimiliki oleh anggota Karang taruna, berpikir kreatif mestinya tidak sebatas pada kerja bakti dan olahraga.