Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

La Kabaura, Arung Palaka, Hubungan Kesultanan Buton dan Orang Leunadal di Kedang NTT

Keris Prabu Bone di Loyobohor, Leunadal, Lembata

RakatNtt - Dikutip dari berbagai sumber, menyebut bahwa Arung Palaka masih merupakan kerabat dekat dari sultan-sultan Buton. Seperti antara lain Sultah Gafur Al Wadud La Buke (Sultan ke 6). Menurut silsilah La kabaura atau Andibauru (nama pemberian mertuanya raja Bone) datang ke Bone 1582 sebagai duta utusan sultan Buton Murhum Kaimuddin yang diminta oleh raja Bone La Tendari Rawe Bongkangnge (1560-1590). Dalam kunjungan itu La Kabura kawin dengan putri raja Bone yang bernama Watendari Siang.

Dari perkawnan itu, lahirlah La Pottobune Arung Tana Tengnga yang menjadi raja Soppeng. Selanjutnya La Pottobune Arung Tana Tengnga kawin dengan putri Sultan Adam Metinro’e ri bantaeng yakni Waten Ri Sui. Perkawinan ini melahirkan Arung Palaka.

Jadi Arung Palaka merupakan cucu dari La Kabaura (kisah ini sudah dicatat tetapi belum diterbitkan dalam sebuah buku). Sementara itu nama La Kabaura disebut juga sebagai raja BAU (lihat buku Kerajaan Tradisional Sulawesi Tenggara: Kesultanan Buton 1996). Apakah La Kabaura merupakan nama lain dari Bau Dai yang berasal dari Leunadal, Kedang, Lembata, NTT? 

Dari Leunadal ke Buton

Kisah sejarah tak pernah terlepas dari kisah tutur. Dari tutur kemudian ditulis. Demikianpun kisah Bau Dai dan saudara-saudaranya. Sebagaimana ulasan saya sebelumnya di facebook mata lokal ntt, jika bencana besar Lepan Batan tahun 1522-1525, maka bencana Leunadal terjadi pertengahan 1500-an.

Artinya, sebelum tahun 1500, orang Leunadal sudah tinggal di Wei Rian - sekarang Wairiang ibukota Kecamatan Buyasuri - setelah melakukan dorong dopeq dari gunung Uyelewun. Dari kisah tutur pula, selain Leunadal, ada juga leu Ali’ur. Bisa diperkirakan dua kampung ini sudah ada di pesisir timur Kedang pada tahun 1500-an. Namun, Leunadal kemudian hilang disapu ombak.

Kisah selanjutnya, Bau Dai berlayar ke Buton. Tentu saja kehidupan setelah di Buton tak direkam oleh orang Leunadal yang ada di Kedang. Namun, sebelum kedatangan sultan Buton ke 41 ke Leunadal, Lembata, puluhan tahun lalu ada keturunan sultan Buton yang datang ke Kedang mencari jejak sejarah asal leluhurnya, membawa serta dengan keris kesultanan - keris dari prabu Bone - ia dikuburkan di Desa Loyobohor.

Ini merupakan bukti bahwa ada kaitan Leunadal dan Buton. Hal yang sama direkam secara singkat dalam kisah tutur orang-orang Leunadal tentang Bau Dai.

Tokoh Bau Dai dikisahkan menyelamatkan diri dari bencana Leunadal menuju Buton dengan hanya menggunakan sebuah tikar anyaman dari daun lontar. Tentu kisah ini mau menggambarkan betapa hebatnya tokoh ini, sekaligus sebagai pelaut tangguh.

Ini merupakan sebuah kisah sejarah. Kita patut mencari tahu sebagai bagian dari sejarah orang Kedang. Barangkali banyak yang mencibir tanpa alasan. Satu pertanyaan saya; mengapa kita cepat sekali percaya atau menerima kisah sejarah dari orang lain - entah Jawa, China, Eropa dll - tetapi mengapa kita cepat mencibir kisah sejarah kita sendiri? 

Post a Comment for " La Kabaura, Arung Palaka, Hubungan Kesultanan Buton dan Orang Leunadal di Kedang NTT"