Rahasia di Balik Pasar Kaget mahal 1
Bersama Ibu Erman Gilde Areq |
Kehadiran virus korona atau Covid-19
yang diduga bersumber dari negri China telah mengganggu berbagai akses kehidupan
masyarakat khususnya di bidang ekonomi. Pasar-pasar umum telah ditutup – ada
yang dibuka tapi tetap jaga jarak. Namun demikian, ada sesuatu hal yang menarik
di tengah pandemi mematikan ini. Di Desa Mahal 1, Kecamatan Omesuri,
Kabupaten Lembata, sesuatu yang menarik itu ditemukan. Kehadiran pasar kaget
adalah kreativitas elok yang diciptakan secara spontan oleh beberapa warga Desa
setempat. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Erman Gilde Areq, Minggu (29/6) bahwa
Pasar kaget dibuka sejak tanggal 27 Maret 2020.
Ibu Erman, demikian nama pendeknya,
adalah inisiator yang telah merangsang beberapa warga lainnya untuk
berpartisipasi. Awalnya, hanya ia sendiri yang memulai beraktivitas di lokasi
yang kemudian disebut Pasar kaget. Alasan utama ialah, pasar umum seperti
Walangsawa dan Balauring ditutup oleh pemerintah Daerah. Hal tersebut tentunya
berpengaruh negatif terhadap pendapatan ekonomi masyarakat kecil. Menurutnya,
tidak ada prospek luar biasa ketika ia memulai berjualan di pinggir jalan
tersebut. Tujuannya hanya untuk mencari sedikit rezeki daripada duduk-duduk di
rumah. Pada akhirnya, banyak warga setempat yang tertarik dan mulai membangun
bale-bale sederhana untuk berjualan.
Baca juga Kebangkitan budaya-lembata.
Pisang, sirih pinang, tomat, tuak
kelapa, jeruk kedang, jagung titi dan kebutuhan-kebutuhan harian lainnya menjadi komoditas utama para ibu tersebut.
Bukan hanya itu, seiring berjalannya waktu, mereka juga mulai menjual ikan
kering dan daging dengan pendapatan per hari lumayan baik. Beberapa ibu yang
diwawancarai mengakui bahwa pendapatan paling kurang perhari mencapai Rp.
30.000 Rupiah dan jumlah paling tinggi bisa mencapai Rp. 70.000 Rupiah.
Lumayan.
Pasar mulai dibuka sekitar pukul
07.00 pagi dan ditutup sekitar pukul 19.00 Wita. Lantaran di lokasi pasar belum
ada lampu jalan, mereka bahkan menggunakan senter pribadi untuk berjualan.
Lebih lanjut Ibu Erman Gilde Areq mengakui bahwa pemerintah setempat sangat
mendukung kreativitas dimaksud. “Semoga pemerintah desa bisa menyediakan lampu
bagi kami agar pasar ini tetap berlangsung terus,” ujar Ibu Erman dengan penuh
antusias sambil mengunya sirih pinang. Kreativitas lainnya yang mereka ciptakan
yaitu arisan bersama sesama pedagang Pasar Kaget Desa Mahal 1.
Pemdes Mendukung
Kepala
Desa Maha l, Muhamad Lukman, sebagaimana dihubungi melalui telepon, Kamis (2/7)
membenarkan eksistensi Pasar Tersebut. Ia berkata bahwa sebagai Pemerintah
Desa, semua kreativitas positif yang diciptakan oleh masyarakat tidak bisa
dihambat, apapun alsannya. “Kita tetap mendorong agar pasar tersebut tetap
berdiri setiap hari dan bisa membantu kebutuhan masyarakat walaupun dalam
jumlah yang kecil,” ungkapnya. Ia juga berjanji, ke depan Pemerintah Desa akan
mempertimbangkan untuk mengadakan lampu penerang di lokasi pasar tersebut. Jika
tanpa halangan, Pemdes juga akan membantu membangun lagi bale-bale setengah
permanen agar fasilitas pasar terjamin lebih baik.
Kepala Desa Mahal 1, Muhamad lukman Foto Pos-Kupang.com |
Menurutnya, jika rencana tersebut
berhasil direalisasi pada waktu mendatang, maka Pemdes akan berpikir juga soal
Pendapatan Asli Desa (PAD). Walaupun demikian, mimpi itu bisa tercapai jika
kehidupan di Pasar Kaget tidak mati. Berkaitan soal modal, Pemerintah juga akan
bersedia membantu warga pasar jika mereka memiliki laporan yang jelas dan bisa
dipertanggung jawabkan. “Pemerintah akan memberikan modal kepada mereka, tentu
dengan pertimbangan, khususnya laporan yang jelas dan juga tentang jenis
komoditas yang mau dipasarkan.” Lebih lanjut ia mengatakan, “dalam laporan itu,
jenis-jenis komoditas pasar mesti sesuai dengan modal yang mau diberikan kepada
masyarakat. Namun, ini hanya sebuah rencana ke depan. Belum tentu pasti.” Jika
semua rencana sungguh-sungguh direalisasikan, pemerintah akan memerhatikan
lahan kosong di pinggir jalan raya agar disulap menjadi lokasi pasar kaget.
Pemerintah juga akan memikirkan soal nasib pemilik lahan tersebut. Entah diberi
sedikit biaya atau menempuh jalur lain sesuai adat kebiasaan setempat. Intinya,
kreativitas yang ada tetap hidup demi kesejahteraan ribu ratu’ Desa Mahal 1.
Tuak Kelapa Kedang |
Untuk diketahui, hingga saat ini
terdapat sekitar belasan bale-bale yang dibangun secara swadaya dan nyaman
untuk proses penjualan di lokasi pasar tersebut. Mereka merasa puas dan bahagia
bisa berjualan di pasar kaget. (Penulis Rian Odel)
Wao..ngerii
ReplyDelete