FILM FIREPROOF DAN PESAN UNTUK KEUTUHAN KELUARGA
Menurut wikipedia, Fireproof
adalah sebuah film drama kristiani asal Amerika Serikat. Film ini dirilis pada
tahun 2008 oleh samuel Goldwyn Films dan Affirm Films disutradarai oleh Alex Kendrick.
Ia adalah seorang penulis dan produser bersama dengan saudaranya, Stephen Kendrick.
Film yang dibintangi oleh Kirk cameron, Erin Bethea dll ini bercerita tentang
konflik kepentingan dalam keluarga dan solusinya.
Identitas
Pasangan
Catherine dan Khalev adalah sepasang suami-istri yang
sudah kurang lebih tujuh tahun membangun rumah tangga. Khalev bekerja sebagai kapten pemadam
kebakaran sedangkan istrinya bekerja di sebuah rumah sakit dan rangkap sebagai
ibu rumah tangga. Sebagian besar waktu kerja Khalev di kantor pemadam
kebakaran. Khalev juga seorang yang tidak serius beriman kepada Tuhan. Ia tidak
suka bicara yang rohaniah.
Konseptualisasi Masalah
Akar masalah sesungguhnya bukan karena cinta, melainkan
rasa hormat-menghormati, saling peduli dan memberi satu sama lain. Unsur-unsur
itu tidak ada dalam keluarga Catherine dan Khalev. Namun, soal cinta
sesungguhnya selalu ada sebagai pengikat perkawinan. Catherine sebagai seorang
istri merasa kesepian, tidak dihormati bahkan mendapat kekerasan verbal dari suaminya
sendiri yang saban hari sibuk bekerja di luar rumah. Ketika kembali ke rumah, Khalev
lebih betah di hadapan komputer – sambil menonton video-video “sampah”- tanpa memedulikan istrinya yang membutuhkan
perhatian cinta sebagai sebuah keluarga yang bahagia. Selama tujuh tahun, rasa
kesepian itu menghantui Catherine. Ia merasa tidak dihormati dan diperhatikan
oleh suami.
Sebaliknya, Khalev juga menuntut perhatian yang lebih
dari istrinya. Ia menghendaki semua kebutuhannya di rumah harus selalu
terpenuhi tanpa memikirkan situasi yang dialami oleh istrinya. Ia merasa tidak
dihormati oleh istrinya bahkan membandingkan perbedaan mencolok ketika di luar rumah
dan di dalam rumah. Di luar rumah, ia dinilai sebagai pahlawan, kapten dan
sebagainya, sedangkan di rumah, ia merasa sebagai orang yang tidak memiliki
jabatan terhormat. Makanya, Ia menuntut rasa hormat dari istrinya. Ia
mengidealkan kehidupan di luar juga dibawa ke dalam rumah yaitu rasa hormat dan
perhatian dari istrinya. Namun, itu tidak ia temukan di rumah.
Selain itu, istrinya sendiri memiliki multimasalah.
Selain di dalam rumah tangga mereka, tetapi juga ibunya menderita sakit. Ini
menjadi beban tambahan bagi Catherine. Oleh karena itu, ia harus membagi tugas,
selain sebagai ibu rumah tangga, bekerja di Rumah Sakit dan juga merawat
ibunya. Akibatnya, seringkali, ia tidak memenuhi kebutuhan suaminya, misalnya
menyiapkan makanan. Akibatnya lanjutnya ialah terjadi benturan atau konflik
kepentingan di rumah antara keduanya. Artinya, keduanya merasa tidak mendapat
rasa hormat-menghormati secara timbal-balik. Keduanya sibuk dengan urusan
sendiri, terlebih sang suami yang sangat egois. Tidak ada komunikasi rasional
di antara keduanya untuk merefleksikan situasi yang sedang mereka hadapi. Pertengkaran
demi pertengkaran terjadi terus-menerus, sampai pada akhirnya, Catherine
memutuskan untuk ingin bercerai.
Rencana perceraian ini menambah beban dalam rumah tangga mereka. Ditambah lagi dengan kehadiran dr. Keller, atasan dari Catherine di rumah sakit. Rasa cinta dan nyaman mulai mekar dalam diri Catherine terhadap dr. Keller. Keduanya seringkali makan bersama di restoran, di taman atau juga saling bercerita dalam iklim yang mesra. Kehadiran dr. Keller memuluskan harapan dari Catherine untuk cepat bercerai dengan suaminya. Sebab, mungkin dalam pikiran Catherine, dr. Keller adalah idola yang ia dambakan untuk kemudian menjadi suaminya pascabercerai dengan Khalev.
Namun, harapan Catherine
ini tidak tercapai karena rasa cintanya kepada Khalev tetap melekat khususnya
ketika ia mengetahui bahwa Khalev telah membeli peralatan untuk membantu ibunya
yang sedang sakit itu. Khalev sendiri menyadari kesalahannya dan terus berjuang
sampai mendapatkan hasilnya. Chatrine kemudian datang ke kantor Khalev dan
memaafkan Khalev. Keduanya kemudian berdamai dan menguatkan kembali cinta
mereka di hadapan pemipmpin agama dan teman-temam mereka.
Penanganan
yang Diberikan
Penanganan yang diberikan untuk mengatasi persoalan itu
menggunakan metode konseling realitas. Konselor mengomunikasikan perhatian
kepada konseli, misalnya kehangatn hubungan, penerimaan dan pemahaman terhadap
konseli. Konselor utama dalam film tersebut ialah ayah kandung Khalev sendiri.
Ayahnya memberikan perhatian penuh juga ada rencana tingkah laku bertanggung
jawab dan terukur. Ada rencana yang dilakukan yaitu percobaan selama 40 hari
untuk mencapai solusi. Ayahnya selalu mengikuti perkembangan Khalev seperti
yang keduanya rencanakan dan akhirnya berhasil. Selain ayah kandung Khalev juga
konselor terdapat dalam diri sahabatnya yaitu Michael. Ia memberikan kekuatan
dan penjelasan yang bisa membantu Khalev untuk lebih bijak dalam membangun
kembali hubungan mereka (rumah tangga) yang hampir terpecah.
Usaha terus dilakukan dan Khalev selaku konseli tidak pernah menyerah. Saat ia lelah dan putus asa, disitu ayahnya selaku konselor selalu memberi motivasi, dorongan, dan terus mencari cara agar rencana mereka bisa berhasil.
Hal-Hal
yang Dipelajari
Yang pertama ialah rasa menghormati orang lain dan tidak egois. Dalam membangun sebuah relasi, yang dituntut ialah adanya keterbukaan dan pemberian diri juga komunikasi timbal-balik. Dalam film tersebut, sangat jelas letak keegoisan Khalev yang lebih mementingkan pekerjaan dan kesenangan diri juga menuntut yang lebih terhadap istrinya. Oleh karena itu, nilai yang harus dipelajari ialah, membuka diri agar komunikasi bisa dibangun secara baik khususnya ketika ada indikasi masalah. Emosional mesti diminimalisasi agar tidak memperparah keadaan.
Selain itu, perlu adanya rasa bersalah dan berani meminta maaf kepada orang lain. Ini sangt penting agar sebuah hubungan yang retak bisa dibangun kembali. Kesadaran seperti ini sangat penting. Juga mesti ada kemauan dalam diri untuk berani dan terus berjuang mencari solusi, membuka diri mendengarkan masukan dari orang-orang lain yang prihatin terhadap keadaan kita. Nilai tertinggi dari semua itu, khususnya sebagai orang Katolik yanitu kesetiaan. Juga jangan melupakan Tuhan sebagai sumber kekuatan atau jangan mengandalkan diri sendiri.
Oleh Antonius Rian dan Asteri Pantas
Terimkasih untuk ulasan ini.. Keluarga Katolik haruss setia pada janji pernikahanπ©ππ¨π©ππ
ReplyDeleteAda banyak hal yang harus dipelajari untuk menempuh hidup yang fana ini terutama menjalani suatu hubungan suami istri yang ideal. Dan semua hal yang harus dipelajari sudah terkemas rapi dalam artikel ini.
ReplyDeleteTerimakasih atas pencerahannya π€π️
terimakasih
Delete