2021 Ini, Abu Bakar Ba’asyir Bebas Murni, Ini Identitas Pendidikannya
Nama abu Bakar Ba’asyir tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia,
apalagi jika dikaitkan dengan isu terorisme. Paham ektrimisme tersebut masih
menghantui kehidupan warga negara Indonesia hingga detik ini.
Dilansir dari CNN Indonesia, Narapidana kasus terorisme tersebut akan
menghirup udara segar pada Jumad (8/1/2020) mendatang. Ia dikabarkan telah
setia menjalankan aktivitasnya dalam penjara selama 15 tahun dikurangi remisi
sebanyak 55 bulan.
Lantas, siapa itu Abu
Bakar Baasyir?
Dikutip dari buku Terorisme Kanan
Indonesia (2018), nama Abu Bakar Ba’asyir dicatat sebagai seorang ulama
pendiri pesantren al-Mu’min di Ngruki, Solo. Buku yang ditulis oleh Obsatar
Sinaga, Prayitno Ramelan dan Ian Montratama ini membahas khusus tentang sejarah
atau benih-benih aksi terorisme kanan yang bercokol di Ibu Pertiwi.
Terorisme kanan berarti paham ekstrimisme yang memanipulasi agama untuk melegalisasi aksi brutalisme. Judul tersebut dimaksudkan supaya, masyarakat Indonesia perlu membedakan identitas teroris sebagai orang-orang yang tidak beragama secara benar.
Mereka hanya memanipulasi nama agama seolah-olah agama yang mereka anut mendukung terorisme. Artinya, harus bedakan terorisme murni dengan agama murni.
Pada halaman 55-59 secara khusus membahas tentang identitas tokoh Abu Bakar
Ba’asyir. Beliau bernama asli Abu Bakar Ba’asyir bin Abu Bakar Abud. Ia juga
biasa dikenal dengan nama Ustadz Abu atau Abdus Somad. Ia ahir di Jombang, Jawa
Timur, 17 Agustus 1938. Umurnya kini sudah cukup lapuk.
Menurut catatan dalam buku tersebut, beliau adalah seorang keturunana Arab
yang pernah menjadi pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Ia juga sempat
menjadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Solo, Sekretaris Pemuda
al-Irsyad Solo, pernah menjadi ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam dan ketua
organisasi majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pada tahun 2002.
Tentang pendidikan yang pernah ia tempuh sebagai berikut:
Ia pernah mengikuti pendidikan di Pondok pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa
Timur (1959). Ia juga adalah seorang alumnus Fakultas Dakwah Universitas
Al-Irsyad, Solo, Jawa Tengah pada tahun 1963.
Pada Jumad (8/1) mendatang ini, ia akan bebas dari dekaman penjara. Kita mengharapkan
agar ia menikmati kebebasan ini dengan penuh tanggung jawab.