Satu Hati Aneka Wajah# Triduum 1
Menyongsong Pesta Kelahiran Santo Arnoldus Janssen
Oleh Fr. Valentino Nade Herin, SVD
![]() |
Foto St. Arnoldus Janssen di Kapela Efrata Gere |
Bacaan : Filipi:
2:1-5
“Setiap Wajah adalah wajah Kristus. Dalam setiap wajah
terdapat satu keindahan yang selalu bersinar bagi mereka yang mempunyai mata
untuk melihat”
Sama saudara yang terkasih dalam
terang sang sabda.
Dalam suratnya
kepada jemaat di Filipi, santu Paulus menasihati mereka untuk bersatu dan
merendahkan diri seperti Kristus, sebagaimana Kristus Yesus yang selalu mengasihi mereka dengan menyerahkan diriNya
sebagai penebus dosa manusia. Hal ini juga merupakan nasihat untuk kita umat
beriman yang hidup pada zaman moderen ini.
Tujuan
utama hidup kekristenan adalah untuk menjadi seperti Kristus. Menjadi
seperti Kristus berarti kembali menghidupi semangat dan teladan Kristus yang
telah kita terima dari pada-Nya, sehinggah kita bisa serupa dengan Kristus itu
sendiri. Walaupun nyatanya keilahian-Nya tentu tidak akan bisa
disamakan, tetapi dalam aspek kemanusiaanNya tentu kita dapat seperti Kristus,
sebab di dalam diri kita merupakan tempat bersemayamnya Roh Kudus yang tinggal
bersama kita. Roh, yang merupakan anugerah dari Allah untuk memampukan kita agar hidup sama seperti Kristus.
Sama
saudara yang terkasih dalam terang sang sabda.
Menjadi
seperti Kristus berarti mampu melihat setiap
wajah adalah wajah Kristus. Sebab dengan melihat Kristus dalam setiap wajah dapat
membawa suatu keindahan tersendiri bagi mata yang mengajak hati untuk melihat,
telinga untuk mendengar dan pikiran untuk melakukan yang baik seperti yang
diinginkan oleh Kristus dengan bantuan Roh Kudus.
Kehadiran
Roh Kudus membantu kita untuk dapat melihat, mendengar dan berpikir dengan baik
akan apa yang mau kita lakukan asalkan kita benar-benar yakin dan percaya akan
tuntunanNya.
Kita harus dengan keyakinan yang penuh seperti Kristus Yesus yang dimampukan
oleh Roh Kudus untuk menampakan wajah Bapa yang penuh belas kasih kepada dunia.
Hal serupa
yang dilakukan Kristus juga diteladani oleh santo Arnoldus Jansen yang pada
hari ini mampu mempersatukan kita ditempat ini sebagai saudara untuk kembali
menaru hormat padanya melalui triduum hari pertama ini.
Arnoldus
Jansen lahir pada tahun 1837 di Goch, Rheinland, jerman barat. Sebagai imam
dalam dioses munster ia giat untuk aksi kerasulan doa. Oleh karena ia menaruh
minat yang besar untuk usaha persatuan umat Kristen dan menanam Gereja di daerah-daerah, bangsa-bangsa yang belum percaya akan
Kristus, maka didirikannya Serikat Sabda Allah (SVD) pada tahun 1875 di steyl,
Belanda, untuk mendidik dan mempersiapkan misionaris-misionaris.
Beberapa
waktu kemudian didirikannya dua serikat biarawati yakni Suster-suster Abdi Roh
Kudus (SSpS) pada tahun 1889 dan Suster-suster Abdi Roh Kudus
Penyembah Abadi (SSpSAP) pada tahun 1896. Pembentukan tiga konggregasi
dengan tipe yang berbeda ini seakan mencitrakan semangat misi aktif yang
berbasis doa dan kurban yang berkanjang.
Dengan
setia,
ia membesarkan ketiga konggregasi ini sampai ajal menjemputnya pada tanggal 15
januari 1909. Dan pada Minggu missi sedunia dalam tahun suci 1979 ia diangkat
ke dalam kalangan para beato oleh paus Paulus V1 dan pada tanggal 5 oktober
2003 ia mendapat gelar santo melalui perayaan agung di Vatikan, Roma.
Sama
saudara yang terkasih dalam terang Sang Sabda.
Sama
seperti Kristus, Roh Kudus juga memampukan Santo Arnoldus Jansen untuk
menampakan wajah Allah yang penuh belas kasih. Hal ini dapat kita lihat melalui
ciri khas yang menjadi dasar dari spiritualitas Arnoldus yang selalu membangun
kesadaran akan kehadiran Allah yang berdiam dalam hati manusia dan yang
menghantar dia kepada Roh.
Santo
Arnoldus telah melahirkan dan dilahirkan dalam suatu tarekat misi yang kini
bekerja di pelbagai pelosok dunia. Di sanalah Kristus hadir dalam wajah setiap
manusia. Allah yang mengasihi kita dengan satu hati dan hadir dalam aneka wajah
ditemukan oleh Santo Arnoldus dalam diri sesamanya yang pada saat itu belum
mengenal Tuhan. Di sisi lain, Santo Arnoldus juga menemukan wajah Allah dalam diri
putra-putri rohaninya sehingga ia semakin melayani dengan penuh cinta, dan
menjadi bapa yang penuh kasih yang selalu setia untuk mendidik dan menyiapkan
para misionaris untuk diutus ke seluruh dunia.
Menjadi
satu hati dalam bermisi dan menemukan Kristus dalam banyak wajah serta menjadi
seperti Kristus tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Kita sebagai makluk
yang terbatas membutuhkan terang penunjuk jalan, terang pemberi semangat,
penyuluh kehidupan kita. Dia yang dimaksud sebagai jalan dan terang adalah
Kristus Sang Sabda, Dia adalah Roh Kudus Bapa Kaum miskin, dan Dia adalah Bapa
yang maha pengasih (ketiga jalan dan terang ini biasa kita kenal dengan pribadi Allah Tritunggal).
Melalui Semangat
doa dan iman yang kuat akan Allah Tritunggal, Santo Arnoldus mampu menjadi pribadi yang
matang dalam melihat dan mendengar panggilan realitas yang merupakan keterwakilan
Kristus dalam setiap wajah yang dijumpai. Dan dengan bantuan terang Roh Kudus
dan ketekunan hidup dalam doa menjadikan dirinya sama dan serupa dengan Kristus
dalam aspek kemanusiawian.
Sama
saudara yang terkasih dalam terang sang sabda.
Kini, Santo
Arnoldus Jansen telah hidup bersama Allah. Ia telah pergi, tetapi semangat dan
teladan hidupnya masih membara hingga saat ini. Ia tanamkan semangat dan
teladan hidupnya dalam jiwa putra-putrinya guna membawa semangat itu untuk
membagikan kebahagiaan, kabar sukacita, dan keselamatan di seluruh penjuru
dunia. Sebagai Putra-putri Arnoldus,
kita dituntut untuk menanamkan semangat dan teladan hidup Santo Arnoldus, agar
api yang sudah dinyalahkannya tidak redup dan padam melainkan semakin membara
untuk memberikan cahaya yang dapat menghalaukan kegelapan.
Sebagai
calon misionaris, kita juga dituntut untuk mampu melihat Kristus dalam diri
orang-orang yang dijumpai, baik dalam keluarga, dalam komunitas dan masyarakat
yang hakikatnya merupakan wajah Allah yang hadir melalui realitas hidup
bersama. Semoga teladan Arnoldus dapat memampukan kita dapat melihat wajah
Allah dalam diri sesama, mendengar panggilan realitas yang merupakan
keterwakilan dari Kristus yang hadir dalam diri kaum yang menderita dan
berpikir baik untuk perkembangan karya misi yang semakin bergema dan meluas ke seluruh
bumi.
SEMOGA
Efrata Gere, 12
Januari 2021