Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pan Moti’, Permainan Tradisional yang Tak Lagi Menarik Minat Generasi Z dan Alfa

Biji Congklak dari Biji Natu (Sawo Kecik)


RAKATNTT.COM – Generasi Z lahir antara tahun 2000-2010 dan generasi alfa atau terakhir lahir setelah 2010. Kesamaan antara dua generasi tersebut yakni kelekatan kuat dengan HP.

Daya tarik atau rangsangan dari HP terhadap minat dua generasi terbaru di atas amat kuat. Hal ini beralasan karena keberadaan benda elektronik tersebut bertepatan pula dengan kelahiran generasi Z dan Alfa. Oleh karena itu, HP dan dua generasi tersebut tak bisa lagi diceraikan.

Aplikasi-aplikasi yang ada dalam layar HP sudah dikuasai sempurna oleh anak TKK berumur 5 tahun. Mereka sudah mahir goyang-goyang kreatif dalam tik tok. Akibatnya, minat mereka terhadap warisan lokalitas yang ada dalam kebudayaan warisan leluhur mulai luntur. Salah satu bukti yang bisa diandalkan yakni hilangnya minat dua generasi tersebut terhadap permainan-permainan tradisional.

Adapun permainan-permainan tradisional misalnya gasing, congklak (dalam bahasa Kedang, Kabupaten Lembata disebut pan moti’) dan masih banyak lagi. Permainan Pan Moti’ ini hampir terdapat di seluruh Nusantara dan dikategorikan sebagai salah satu permainan kuno.

Menurut wikipedia, dalam permainan congklak, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, digunakan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan atau batu-batu kecil.

Di Kedang, Kabupaten Lembata, selain cangkang kerang, dipakai juga biji Natu (Sawo Kecik). Sementara itu, lubang congklak biasa dibuat dari kayu atau ada yang lebih sederhana langsung bermain di lubang tanah yang disiapkan. Permainan Pan moti’ ini tentu memiliki nilai filosofis. Misalnya tentang strategi menipu lawan, mengejar kemenangan, menerima kekalahan, sportivitas dan masih banyak lagi jika dimaknai secara serius.

Namun, betapa miris sebab jenis permainan ini hampir punah. Generasi Z dan alfa sudah tidak terlalu berminat pada permainan jenis ini. Karena itu, yang mesti dilakukan untuk mengembalikan minat dua generasi tersebut pada permainan tradisional, baik congklak maupun yang lainnya yakni menanamkan sejak dini pada mereka.

Jalan ini bisa dilakukan di rumah maupun di Sekolah Dasar lewat Muatan Lokal. Mata pelajaran muatan lokal tidak hanya memuat jenis-jenis tarian dan makanan lokal, tetapi juga permainan lokal. Ada gasing, congklak, karet, klereng, dan jenis-jenis permainan lainnya yang lebih menekankan kebersamaan. Sementara itu, tik tok telah membuat generasi Z dan alfa menjadi pribadi narsisme, hidup sendiri-sendiri. (RO/Admin)

 

 

 

Post a Comment for "Pan Moti’, Permainan Tradisional yang Tak Lagi Menarik Minat Generasi Z dan Alfa"