Vivick Tjangkung, Perempuan yang Membangunkan “Polisi Tidur” dan Ganggu Mafia BBM di Lembata
Ilustrasi |
RakatNtt.com - Vivick Tjangkung Perempuan yang Membangunkan “Polisi Tidur” dan Ganggu Mafia BBM di Lembata.
Dengan bahasa adat sakral,
warga Lembata menerima Kapolres Lembata AKBP Josephien Vivick Tjangkung yang
baru saja ditunjuk sebagai Kepala Kepolisian Resor Lembata yang tiba di Bandara
Wunopito, Kabupaten Lembata, 15 April 2023.
Suguhan-suguhan adat yang diberikan kepada
sosok perempuan perkasa mantan pemain sinetron tersebut serentak pula
menggambarkan sebuah harapan dan ketulusan dari warga Lembata yang telah lama
menantikan Kepala Kepolisian yang juga punya tekad dan ketulusan yang sama
untuk membangun Lembata.
Baru saja tiba di Lembata, Kapolres perempuan
itu membuat gebrakan yang mengejutkan banyak orang, khususnya para lelaki.
Perempuan ini langsung turun ke APMS Lamahora sebagai salah satu pusat
pelayanan BBM di Lembata; satu hal baru yang barangkali tidak pernah dilakukan
oleh para Kapolres Lembata sebelumnya yang adalah para lelaki. Apakah ini yang
disebut perempuan lebih layak pimpin Lembata? Tujuan ke APMS Lamahora ini untuk
mengecek kebenaran terkait dengan masalah antrean panjang yang tidak pernah
putus sejak masa kepemimpinan para Bupati sebelumnya.
Bersama rombongan polisi yang mayoritas
laki-laki, mereka satu langkah – walaupun mungkin berbeda idealisme? – turun ke
APMS Lamahora. Dari informasi yang disalurkan oleh para wartawan media online
di Lembata, diketahui bahwa perempuan berdarah Lamalera ini berniat untuk
menyelesaikan persoalan BBM di Lembata agar tidak terjadi lagi kemacetan di
badan jalan depan APMS Lamahora yang juga menjadi salah satu sumber kecelakaan
berlalulintas apalagi pada malam hari. Gebrakan luar biasa yang didukung oleh
mayoritas warga Lembata – kecuali mafia BBM – diharapkan tidak menjadi seperti
panas-panas tai ayam yang cepat dingin.
Terkait gembarakan ini, ada dua hal penting
yang mesti dibersihkan yakni membangunkan “polisi tidur” dan mengganggu terus
kenyamanan para mafia BBM yang ambisius menjadi miliarder di Lembata.
Bangunkan “Polisi Tidur”
Bersihkan dulu rumah tanggamu sebelum
membersihkan rumah orang lain! Ini kira-kira sebuah ungkapan yang maknanya sama
dengan bahasa untuk mengkritisi kinerja Polres Lembata. Jika kita mau
mengevaluasi, maka dapat diketahui bahwa salah satu penyebab masalah BBM di
Lembata terus naik level kesuburannya karena “Polisi kita masih tidur.”
Dalam arti bahwa konsistensi dan kerja keras serta
ketegasan dari pihak kepolisian yang bermarkas di pesisir pantai Kota Lewoleba
belum maksimal. Kemacetan yang saban hari mengganggu arus lalulintas di
Lamahora dibiarkan begitu saja tanpa menghadirkan solusi yang bersifat kontinu.
Kepolisian kita belum mampu membangun kolaborasi bersama pihak-pihak terkait
untuk mengurai masalah ini, sehingga tak heran pada suatu kesempatan, Pj.
Bupati Lembata, Marsianus Jawa mengaku tidak bisa berbuat banyak karena polisi
tidak bisa menangkap mafia BBM yang sudah lama dicari tahu identitas istri dan
anak-anaknya.
Pertanyaan kritisnya adalah; mengapa polisi tidak
mampu menangkap mafia BBM jika dugaan bahwa ada mafia di balik semua masalah
ini benar adanya? Mengapa polisi tidak mampu mengatur kemacetan di Lamahora? Dua
pertanyaan ini mesti menjadi peluru panas yang ditodongkan ke Mapolres Lembata.
Mengapa tidak? Baru beberapa hari di Lembata, suasana di APMS sangat berubah.
Hal ini bisa terjadi setelah perempuan berdarah Lamalera menjadi pemimpin di
Kepolisian Lembata. Lalu, selama ini polisi kita ada dimana? Masih tidur?
Nah, dari kenyataan ini, maka hal yng perlu
dipikirkan oleh Kepolisian Lembata yakni mengubah cara kerja. Polisi tidak
boleh terlalu betah bekerja di dalam ruangan melainkan rajin turun ke lapangan
permasalahan yang dialami oleh warga Lembata. Kontrol terus-menerus adalah
langkah konkrit yang mesti dilakukan.
Selain itu, dugaan bahwa ada keterlibatan polisi dan
politisi di balik permasalahan BBM mesti menjadi pekerjaan rumah yang segera
diselesaikan, dilacak sampai mendapatkan tuannya.
Ganggu
Mafia BBM
Secara garis besar, mafia merujuk pada kelompok
tertentu yang melakukan kejahatan terorganisasi dan sistematis. Mafia tidak
bisa dilakoni oleh satu orang saja tetapi mesti ada kerja sama oleh beberapa orang
yang memiliki otak kotor dan tak pernah berpikir tentang keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Lembata Indonesia.
Cara kerja kotor untuk meraup keuntungan besar demi
memuaskan perut istri dan anak-anak ini membuat mafia selalu saja bernapsu.
Oleh karena itu, langkah mafia harus segera dilumpuhkan jika kita menginginkan
adanya kesejahteraan bersama. Mafia BBM di Lembata; siapa yang bisa
melumpuhkannya jika bukan pihak kepolisian?
Nah, jalan yang mesti ditempuh adalah adanya
kesamaan pemikiran antarelemen. Polisi, Pemerintah, Wakil Rakyat, para pelayan
BBM bahwa perlakukan mafia adalah sebuah kejahatan yang merugikan banyak orang
di Lembata.
Kesamaan pemikian ini bisa terjawab jika
elemen-elemen yang disebut di atas bukan para pemain, mafia atau yang mendukung
pergerakkan mafia; jika tidak maka, hama
oha’ ne-hama hena.
Selain itu, kerja sama berlanjut mesti terus
dibangun untuk mencari titik temu penyebab dari masalah BBM di Lembata. Jika
masalahnya karena mafia yang rakus, maka “bunuh” mafia itu; jika masalahnya
karena menjamurnya penjual eceran yang mengisi minyak lebih dari dua kali
setiap hari maka tangkap orang itu. Sekian. (Rian Odel)
Post a Comment for "Vivick Tjangkung, Perempuan yang Membangunkan “Polisi Tidur” dan Ganggu Mafia BBM di Lembata"
Komentar