Lidah Buaya sebagai Simbol Kesetiaan, Sebuah Legenda Rakyat Kedang
RakatNtt - Alkisah, ada beberapa saudara hidup bersama dengan rukun di antaranya adalah Bapa Naran, Areq Naran dan lain-lain. Pada suatu hari Bapa Naran jatuh sakit. Seluruh kulit tubuhnya penuh dengan luka borok. Saudara-saudaranya yang lain sudah berusaha untuk menyembuhkannya tetapi tak pernah berhasil. Bapa Naran pun merasa bahwa kehadirannya hanya menjadi beban keluarga sehingga di hadapan saudaranya yang lain ia bersumpah bahwa lebih baik ia berpindah ke laut dan berubah wujud menjadi seekor buaya daripada membuat saudaranya yang lain menjadi kesulitan menyembuhkannya.
Untuk membuktikan bahwa
sumpahnya itu benar dan ia setia dengan sumpahnya maka ia menanggalkan lidahnya
di darat. Lidah sebagai simbol bahwa ia setia dan jujur pada janjinya. Kemudin Bapa
Naran pun berpindah ke laut dan menjadi buaya. Sedangkan lidahnya tumbuh
menjadi tumbuhan lidah buaya. Selain itu saudari mereka yang bernama Areq Naran
suatu saat kemudian dikurbankan untuk menjadi sumber makananan.
Dari cerita itu menegaskan
bahwa buaya merupakan binatang yang setia jadi tidak cocok jika laki-laki nakal
disebut sebagi buaya darat.
Post a Comment for "Lidah Buaya sebagai Simbol Kesetiaan, Sebuah Legenda Rakyat Kedang"
Komentar