Unik, Idul Fitri Bertepatan dengan Hari Kenaikan Yesus Kristus, Ada Apa?
Unik, Idul Fitri Bertepatan dengan Hari Kenaikan Yesus Kristus, Ada Apa?
Umat
Islam seluruh dunia telah melewati proses panjang melawan godaan duniawi selama
kurang-lebih sebulan lamanya. Selama bulan ramadhan, kaum muslim berjuang
sambil meningkatkan amal ibadahnya.
Tepat hari Kamis (13/5/2021), perjuangan panjang itu telah usai. Sebab Hari kemenangan telah dicapai. Semua umat Islam berbondong-bondong menuju masjid terdekat untuk melakukan doa bersama sambil mengumandangkan nama besar Tuhan yang diyakininya.
Tidak
sedikit ucapan salam datang dari sama saudara baik di antara sesama muslim
maupun dari sesama manusia yang berbeda kayakinan. Sebab salam kemanusiaan itu
tidak sebatas pada satu agama atau golongan tertentu saja, tetapi melewati
sekat-sekat agama.
Bertepatan
dengan hari raya Idul Fitri yang dirayakan dengan suka cita oleh umat Islam, orang
Kristen, khususnya Katolik Roma pun bergembira merayakan hari kenaikan Yesus
Kristus, Sang guru dan Tuhan dalam iman kristiani.
Umat
katolik pun berbondong-bondong ke gereja terdekat untuk merayakan misa bersama
memperingati kenaikan Yesus Kristus dua ribu tahun lalu. Kenaikan ini menjadi
awal yang baik bagi lahirnya kekristenan sebab sesudah ke surga, Yesus mengutus
Roh-Nya ke dalam diri orang yang percaya yang akan dirayakan sebagai hari
pentakosta, hari lahirnya Gereja.
Ada Apa?
Tentu kita bertanya, mengapa hari raya Idul Fitri bertepatan dengan hari kenaikan Yesus Kristus? Ya, ini sangat unik sebab barangkali baru pertama kali. Lalu nilai apa yang mesti kita petik dari keunikan ini?
Tentu
saja bahwa hari raya dua agama besar dunia yang jatuh bersamaan ini mengajarkan
kepada dunia tentang arti cinta, persahabatan, toleransi, cinta kemanusiaan
tanpa memandang latar belakang atau identitas agama, golongan, suku dan
lain-lain.
Ada
apa? Yang ada ialah cinta itu sendiri, yang ada ialah kebahagiaan itu sendiri,
tidak ada, ada yang lain, selain kebaikan, selain persahabatan dan nilai-nilai kemanusiaan
lainnya. Kita mesti memaknai dua hari raya ini sebagai momen mengikat persatuan
kemanusiaan, momen untuk saling memaafkan,menguatkan dan seterusnya agar
kehidupan kita selalu harmonis bukan hanya pada momen hari raya melainkan
setelah hari raya yakni kehidupan kita setiap hari.