Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Jauh-Jauh dari TTS ke Lembata untuk Berdagang



RAKATNTT.COM - Jimi, begitulah namanya disebut. Pria asal kampung Nunumeo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, pulau Timor ini sudah satu dekade lamanya hidup di pulau Lembata, NTT. Ia mulanya mengikuti salah seorang yang ia sapa sebagai Bos-nya dalam dunia jual beli. Pada 2013, ia menginjakkan kakinya di Lembata, tepatnya di Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata dan menjadi seorang pedagang barang-barang dapur.

Tak lama berselang, cinta seorang Jimi pun berlabuh pada sosok seorang perempuan muda yang berasal dari Peusawa, Kecamatan Omesuri. Dengan demikian, Jimi pun berlangkah ke timur Lembata mengikuti istrinya. Di Peusawa, profesi sebagai pedagang tetap melekat erat.

Ia tetap berdagang. “Sejak 2013 sampai sekarang saya jual barang,” ungkapnya singkat. Namun, hal yang cukup sulit baginya yakni berjualan di pinggir jalan karena persediaan fasilitas di pusat pasar Walangsawa terbatas.

“Tempat untuk jual di pasar sudah penuh semua, jadi saya memilih untuk jualan di pinggir jalan. Dulu memang pernah ditegur pemerintah tapi mau bagaimana, kita tidak punya tempat,” ungkap Jimi.

Selain itu, menurut pria Timor tersebut, lantaran fasilitas utama di pasar terbatas, maka banyak pedagang membayar tanah milik warga Walangsawa untuk berjualan. “Mereka kontrak, ada yang mungkin 100 ribu per bulan atau juga kurang dari 50 ribu. Intinya bahwa tempat yang ada di luar kompleks utama pasar itu dikontrak, sedangkan saya di pinggir jalan hanya bayar retribusi sebesar lima ribu,” lanjutnya.

Penghasilan Hingga 10 Juta Rupiah

Sejak 2013 hingga menjelang akhir 2021, Jimi pernah kebanjiran rezeki. Menurut pengakuannya, ia pernah mendapat penghasilan hingga 10 juta rupiah dalam satu hari. Sedangkan penghasilan paling kecil sebesar lima ratus ribu rupiah. Walaupun begitu, sebagai seorang pedagang yang berpenampilan apa adanya, sosok Jimi merindukan tempat layak untuk menjual barang-barang. Sebab di pinggir jalan seringkali mengganggu proses transportasi.

Ia juga berharap agar pemerintah yang berwenang bisa membantu para pedagang untuk bisa menyiapkan fasilitas layak, jika memang masih ada jalan keluar. (Rian/Admin)

Post a Comment for "Jauh-Jauh dari TTS ke Lembata untuk Berdagang"