Weilari’ dan Kerinduan Akan Air Bersih di Kampung Matan-Boleng, Lembata
RakatNtt.com – Weilari’, begitulah sebutan warga Desa Mahal II dan Mahal, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT, terhadap sebuah mata air yang terletak di Desa Mahal II. Mata air Weilari’ telah memberi kehidupan kepada manusia-manusia yang menghuni Desa Mahal dan Mahal II. Letaknya yang cukup jauh dari pusat Desa membuat warga dua Desa tersebut mesti menempuh perjalanan sekitar dua KM baik dengan menggunakan kaki maupun kendaraan roda dua.
Selain Weilari’, di Mahal II, ada pula mata air
Weilenger yang letaknya tak jauh dari Weilari’. Dua mata air tersebut sudah
sejak dahulu kala hingga kini telah dan terus memberikan sumbangan kehidupan
bagi warga setempat baik dalam rupa air minum untuk kesehatan tubuh, untuk
mencuci pakaian dan mandi pun untuk menyuburkan tanaman hortikultura yang
dikembangankan oleh para petani tekun, khususnya di hamparan Angar Laleng,
Mahal II. Khusus untuk air minum saban hari, warga dua Desa tersebut masih
mengandalkan air hujan yang tersedia di bak-bak penampung masing-masing.
Cerita tentang Weilari’ tak berhenti di situ.
Yayasan Plan Internasional Indonesia melalui program Jelajah Timur bertema Run
for Aquality telah berkontribusi bagi pengembangan mata air Weilari’ agar bisa
masuk ke dua Desa ‘bersaudara’ tersebut – agar bisa masuk ke kampung Matan
(Hobamatan) dan Boleng (Leuhapu). Untuk diketahui kampung Hobamatan meliputi
wilayah Riangbao sampai Riangtuan dan kampung Leuhapu di wilayah Leuhapu. Dua
kampung ini yang kemudian disatukan menjadi Mahal, Matan Lama Mangan (Hobamatan) dan Hapu Lama Boleng (Leuhapu). Walaupun
sudah terpisah secara administrasi pemerintahan desa, dua kampung yang kini
lebih terkenal dengan sebuatan Desa Mahal dan Mahal II adalah dua saudara,
kakak dan adik, ari’ nore a’e yang
tak terpisahkan.
Warga kampung Matan-Boleng tak lama lagi akan
menyaksikan mata air Weilari’ masuk kampung. Harapan tersebut sejalan dengan
program dari Yayasan Plan Internasional Indonesia bekerja sama dengan Yram atau
Yayasan Rumah Air Mandiri yang membantu mendatangkan berkah berupa air bersih
kepada warga dua kampung tersebut.
Tentu saja harapan ini sangat membuncah di dada
warga kampung Matan-Boleng. Rasa tidak sabar telah menyelimuti seluruh jiwa dan
raga mereka. Hampir setiap hari, para
pekerja profesional baik dari Plan, Yram, PLN maupun warga dua Desa
bersangkutan terlihat membanting tulang memasang pipa, tarik kabel listrik,
bakti bersama dan lain-lain demi menyulap kerinduan atau harapan itu menjadi
sebuah keniscayaan.
Mulai dari ritual adat, sosialisai maupun pembentukan
Badan Pengelola Air Bersih sudah dilakukan. Dengan demikian, pada akhirnya
adalah menanti harapan masuknya air bersih di kampung Matan-Boleng menjadi
kenyataan. Jika berhasil, maka bergembiralah dan rawatlah semua yang sudah
didonasikan melalui program dari Yayasan Plan Internasional Indonesia ini
secara baik agar kerinduan yang jadi nyata itu tak cepat pupus. Terimakasih
Yayasan Plan Internasional Indonesia, Yram, PLN dan semua warga Matan-Boleng
yang berpartisipasi dalam menyukseskan program luar biasa ini.
Semoga dengan kehadiran air bersih di kampung
Matan-Boleng, persoalan-persoalan yang membutuhkan air bersih bisa segera
diatasi. (RO)